KabarUang.com, Jakarta – Industri optimis ekspor di tahun 2022 mengalami perbaikan yang berdampak pada kenaikan. Pasalnya, pemulihan ekonomi di tahun 2021 ini berhasil mendorong kinerja ekspor pasca pandemi menekan kinerja industri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aspirindo) Firman Bakrie menyampaikan bahwa knerja kepsor alasa kaki mengalami pertumbuhan positif di tahun 2020 dan 2021. Bahkan, di tahun sebelumnya, industri ini mendapatkan order yang awalnya digarap oleh Vietnam dan Myanmar. Namun, situasi yang tidak memungkinkan membuat sejumlah merek mengalihkan pesanan ke Indonesia.
“Pada 2021 kita dapat berkah ketika negara pesaing seperti Vietnam dan Myanmar tidak dalam kondisi yang baik-baik aja. Vietnam terlalu banyak investasi dan lockdown ketat, akibatnya pabrik di Vietnam kesulitan beroperasi. Sementara, pasokan untuk Uni Eropa dan Amerika Serikat tetap tinggi. Makanya kita menikmati sebagian order,” ungkap Firman.
prediksi ekpsor industri tahun 2022
Industri lainnya yang menyumbang ekspor besar kepada Indonesia yakni industri sawit. Hal ini disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sendiri menyampaikan bahwa produk CPO menyumbang terhadap perekonomian Indonesia.
“Sekarang yang harus dilakukan pemerintah adalah meningkatkan penghiliran produk-produk olahan primer agar nilainya makin tinggi. Misalnya CPO bisa diteruskan menjadi kosmetik, makanan jadi, dan limbahnya untuk berbagai campuran industri. Jadi keluar dari Indonesia sudah finished goods yang punya nilai tambah bukan olahan primer,” jelas Bhima.
Meskipun pihaknya menyampaikan bahwa peningkatan nilai ekspor tidaklah mudah, tidak menutup kemungkinan eksor tahun 2022 akan meningkat. Asalkan industri mendapatkan dukungan berupa perbaikan sumber daya manusia, pemakaian teknologi dan inovasi tepat guna, hingga market intelligence.
“Terlepas dari besarnya dukungan yang diperlukan, saya lihat peluang ke depan tetap positif. Ekspor 2022 akan membaik sejalan dengan pemulihan permintaan barang di pasar tradisional maupun nontradisional,” paparnya.
Bima menyebut produk-produk nonmigas yang menerima permintaan tinggi di pasar dunia diantaranya lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, besi, dan baja, karet dan produk karet. Sementara, negara yang menjadi tujuan ekspornya yakni China, Amerika Serikat, Jepang, India dan Malaysia.