KabarUang.com, Jakarta – Dewasa ini, NFT atau Non-Fungible Token sedang ramai dibicarakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Terlebih munculnya Ghozali Everyday yang berhasil meraup miliaran rupiah hanya dengan menjual foto selfienya bertahun-tahun di Open Sea.
Banyak yang tidak menyangka bahwa metaverse yang menawarkan dunia baru dalam bentuk digital ini benar-benar menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Terlebih, dengan NFT Ghozali Everyday yang hanya berisi foto selfie membuat banyak orang penasaran dengan NFT.
Menanggapi hal ini Kementerian Komunikasi dan Infromatika (Kominfo) melalui juru bicaranya, Dedy Permadi menanggapi hal ini. Pihaknya mengatakan ini bukti bahwa Indonesia sudah memasuki dunia era web 3.0.
“Indonesia sudah masuk ke era web 3.0 yang tidak hanya urusan mengakses internet dan media sosial, tetapi sudah masuk ke ruang metaverse,” ungkap Dedy pada saat Webinar Peluncuran Survei Literasi Digital Indonesia 2021, Kmais (20/1).
Dia melanjutnya, salah satu dunia metaverse yang baru dikenalkan oleh Ghozali yakni OpenSea. Dimana Ghozali berhasil mendapatkan satu miliyarnya dari sana.
Fenomena Ghozali Everyday
“Salah satu metaverse yang ramai adalah OpenSea, yang dipakai Ghozali. Dia berhasil memiliki rupiah dari dunia digital tersebut,” ungkap Dedy.
Pada kesempatan ini, Dedy mengatakan bahwa di dunia metaverse, kita akan dihadapkan dengan virtual reality-nya, ada NFT-nya, juga ada blockchain untuk melakukan transaksi digitalnya.
“Semua itu menjadi tantangan baru Indonesia dalam hal kecakapan digital di masa depan. Ini pekerjaan rumah untuk kita semua di tengah tugas memastikan konten negatif terus ditekan di media sosial,” jelasnya.
Fenomena ini pun ditanggapi oleh pengamat ekonomi dari Inventure Knowledge Yuswohady yang mengatakan bahwa terciptanya pasar ini harus didukung oleh kebijakan pemerintah.
“Regulasi itu kan kalau bisa yang membuat market ini tumbuh, karena ini kan memberikan lapangan pekerjaan yang luar biasa, jadi orang yang nganggur gitu bikin kreasi digital art, terus di jual kan menguntungkan,” jelas Yuswohady.
Dia mengatakan bahwa peran pemerintah bukan hanya menyuruh masyarakat buru-buru membayar pajak namun tidak mengatur market yang baru berkembang di Indonesia ini.
“Ya memang harus bayar sih, karena mereka kan dapat penghasilan, tapi pemerintah harus atur bagaimana agar kondisinya semakin bertumbuh, jangan sampai padam hanya karena kebijakan pajak,” ungkap Yuswohady.
Namun, dia meminta agar pemerintah tidak menetapkan pajak untuk tiga bulan pertama. “Kalau bisa malah kalau untuk awal-awal tidak dipajakin misalnya, nanti setelah tiga bulan baru dikenakan, sama hanya dengan mobil, ketika penjualan sedang turun maka PPnBM di 0% kan,” tuturnya.