KabarUang.com, Jakarta – Sabtu (22/1) Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa ada dua kematian pasien Omicron. Satu pasien terpapar akiba transmisi lokal sementara satu pasien lagi terapapar karena pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Data medik lain mengumumkan bahwa pasien PPLN ini berusia 54 tahun, sementara pasien transmisi lokal berusia 64 tahun. “Pasien yang tranmisi lokal belum divaksin,” ungkap Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tirmidzi.
Kedua pasien tersebut ternyata memiliki komorbid. Hingga Sabtu (22/1) ternyata ada sebanyak 3.205 penambahan kasus baru Covid-19. Sebanyak 627 kasus sembuh, dan 5 kasusnya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Jika dilihat dari 15 Desember hingga saat ini secara kumulatif tercatat 1.161 kasus konfirmasi Omicron sudah ditemukan di Indonesia.
Laporan kematian ini ternyata diterima dan ditanggapi oleh Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman. Dia menyampaikan dengan tegas bahwa Omicron ini tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya Omicron cukup berbahaya.
“Artinya, Omicron ini selama dia ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai varian of concern (VOC) maka statusnya berbahaya serius,” ungkap Dicky.
Kasus kematian Omicron
Pihaknya menambahkan kasus meninggal ini mengindikasi bahwa Omicron berdampak dan berpotensi kematian atau berpotensi keparahan. “Dua pasien meninggal dunia hari ini menjadi buktinya,” lanjutnya.
Dicky menjelaskan setiap VOC ini memiliki daya rusaknya masing-masing. Ini pun yang menjadi alasan kenapa varian Omicron menjadi VOC. Dan Omicron ini ditetapkan sebagai VOC karen adapat memperburuk pandemi, salah satunya karena bisa menyebabkan kematian.
Omicron sendiri tidak bisa disepelekan karena bisa menyebabkan kematian sama seperti varian virus Delta, Alpha, atau virus liar di Wuhan (Covid-19).
“Artinya, Omicron akan banyak menginfeksi juga pada kelompok komorbid, lansia, atau mereka yang belum divaksin yang bisa saja lebih mungkin menyebabkan kematian,” lanjutnya.
Untuk itu, pihaknya meminta agar secepatnya dilakukan mitigasi segera. Pasalnya Dicky mengatakan Omicron bisa saja terjadi di beberapa kalangan termasuk anak kecil.
“Kalau tidak cepat dimitigasi, informasi atau kabar kematian pada anak akibat Omicron sangat mungkin terjadi seperti di beberapa negara di dunia,” paparnya.