KabarUang.com, Jakarta – Presiden Dirketur Bahana TCW, Rukmi Purborini menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi ekonomi dunia ini sejalan dengan tingginya inflasi global. Namun, inflasi berpeluang lebih cepat mereda dengan adanya perbaikan rantai pasokan.
Pihaknya mengatakan bahwa normalisasi inflasi ini berpeluang lebih cepat di negara berkembang yang lebih dulu menaikkan suku bunga. Sementara, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) sendiri baru akan menikkan suku bunganya di pertangahan tahun ini.
Untuk Bank Indonesia sendiri, Rukmi mengatakan bahwa BI akan menaikkan suku bunga pada semester kedua sebanyak dua kali.
“Bank Indonesia berpotensi mulai menaikkan suku bunga di semester kedua 2022 sebanyak dua kali (2x25bps) untuk mengantisipasi kenaikan inflasi domestik,” ungkap Rukmi, Senin (17/1).
Dia juga menilai tools kebijakan bank sentral lainnya akan terjaga akomodatif. Hal ini demi mendukung pemulihak kredit dan ekonomi.
inflasi ekonomi 2022
“Inflasi diperkirakan meningkat ke kisaran 3%, sejalan dengan kembalinya daya beli masyarakat dan kenaikan harga energi seperti listrik dan BBM,” paparnya.
Ekonomi di tahun 2022 ini didorong oleh peran sektor swasta, dimana pemerintah mulai mengurangi belanjanya. Untuk itu, rupiah diprediksi stabil seiring dengan adanya struktural melalui UU Cipta Kerja yang berpotensi menarik investasi.
Instrumen yang diprediksi paling menarik yakni reksa dana saham selain reksa dana pasar uang. Reksa dana saham diprediksi akan memberikan imbal hasil yang bagus seiring dengan kenaikan suku bunga BI. Sementara, reksa dana pendapatan tetap (obligasi) masih akan memberikan return single digit.
Kemudian, fundamental makro juga diproyeksikan akan memberikan sentimen yang lebih baik. “Didorong oleh optimisme ini, kami juga berkomitmen untuk tetap fokus berinovasi melalui produk, layanan, dan sistem kami agar dapat terus menghadirkan produk-produk investasi dikelola dengan baik dan berorientasi pada profitabilitas yang baik pula,” jelas Rukmi.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penyumbang utama inflasi pada Januari 2022 yakni Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT( sebesar 0,11% (mtm), daging ayam ras dan telur 0,08% (mtm), beras, cabai rawit, dan tomat masing-masingnya 0,04% (mtm).