KabarUang.com, Jakarta – Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko mendukung komitmen pemerintah untuk membangun industri telur olahan. Saran ini dia sampaikan kepada Menteri Perekonomian Airlangga.
Komitmen ini dapat dimanfaatkan ketika harga telur peternak mengalami penurunan, terlebih sudah terjadi sejak triwulan pertama di tahun ini.
“Kami sangat setuju, usulan kita industri tepung telur karena selama ini kita impor,” ungkap Singgih dilansir bisnis.com, Kamis (7/10).
Pihaknya mengatakan bahwa rencana yang dibuat pemerintah ini diusulkan oleh himpunannya. Sebelum rapat terbatas bersama Joko Widodo atau Jokowi, Singgih mengusulkan untuk membentuk industri telur olahan kepada Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.
“Saya yang mengusulkan lewat pak Menko Airlangga, selain serapan telur lewat program pemerintah yang ada saat ini,” tuturnya.
fungsi industri telur olahan
Dirinya berpendapat adanya industri telur olahan nantinya akan membantu penyerapan kelebihan pasokan atau oversuplly telur layer dan bibit aya (days old chicken/DOC) ras boiler.
“Sehingga pemerintah tidak perlu cutting lagi. Saat ini semua ekonomi tidak masuk tapi bisa menjadi penyelamat jika terjadi kelebihan pasokan,” jelasnya.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agusts 2021 ini realisasi impor kuning telur dengan kode HS 04089100 sebesar 509,39 ton, sementara untuk putih telurnya sebesar 46,98 ton.
Jika melihat data milik Kementerian Perdagangan per 27 September 2021, ketersediaan stok telur ayam ras ini sebanyak 411,03 ribu ton dengan ketahanan mencapai 0,94 bulan. Adapun harga eceran nasional untuk saat ini yakni Rp 23.000 per kilogramnya, atau menurun 6,69 persen dari harga acuan Rp 24.000 per kilogram.
Sementara, harga di tingkat peternak sendiri dibandrol Rp 16,715 per kilogram, menurun 10,04 persen dari harga acuan di posisi Rp 19.000 hingga Rp 21.000 per kilogram. Harga DOC Layer sendiri berada di posisi Rp 6,688 per kilogram atau menurun 16,14 persen dari harga acuan sebesar 6,688 per kilogram.
Pihak Koperasi Peternak Kendal sendiri menyampaikan bahwa saat ini kondisi para peternak sangat susah. “Kondisi kami sudah sangat parah, mungkin dalam waktu dekat Istana mau dikepung dengan telur dan ayam,” ungkap Ketua Koperasi Peternak kendal Suwardi kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, dilansir bisnis.com.