KabarUang.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan telah menyampaikan bahwa saat ini batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen menjadi Rp 99 ribu untuk Pulau Jawa dan juga Bali. Sementara, untuk luar Pulau Jawa Bali harganya menjadi Rp 109 ribu.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya tarif untuk tes antigen ini berkisar Rp 250.000 di wilayahh Jawa-Bali. Sementara, untuk luar Jawa-Bali tarifnya mencapai Rp 275.000.
Terkait dengan penurunan tarif tes antigen ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI Prof dr Abdul Kadir buka suara.
“Dari hasil evaluasi, kami sepakati batas tarif tertinggi tes antigen diturunkan menjadi Rp 99 ribu untuk Jawa-Bali serta Rp 109 ribu untuk luar Jawa-Bali,” ungkap Prof Abdul, dilansir idxchannel, Rabu (1/9).
Pihaknya mengatakan alasannya karena saat ini sudah banyak antigen yang diproduksi oleh anak bangsa.
Ilustrasi via google.com
alasan harga tes antigen turun
“Alhamdulillah sekarang ini sudah begitu banyak antigen yang diproduksi di dalam negeri dan ini menjadi bahan pertimbangan kita. Hal ini yang kemudian turut berkontribusi membuat harga antigen di pasar juga menjadi lebih bersaing” lanjut Prof Abdul Kadir.
Dirinya mengatakan bahwa antigen yang diproduksi dalam negeri ini memberikan kontribusi pada penurunan harga yang beredar di pasaran. Untuk itu, terciptalah kesepakatan batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RDT antigen.
“Dengan demikian, dilakukan perhitungan ulang dengan mengacu kepada dasar harga yang berbeda dalam e-katalog,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengatakan bahwa dirinya tidak membedakan harga antigen dalam negeri dan luar negeri. Ke depannya, dirinya berharap bahwa setiap fasilitas layanan kesehatan dapat mematuhi adanya RDT ini.
“Kami harap agar semua fasilitas pelayanan baik rumah sakit, laboratorium, dan faskes lainnya kiranya dapat memenuhi batasan tarif tertinggi RDT tersebut,” tegasnya.
Hal serupa disampaikan oleh Direktur Pengawasan Bidang Pertahanan dan Keamanan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Faisal.
“Kita patut bersyukur sekarang ini sudah banyak antigen yang diproduksi dalam negeri oleh anak bangsa kita. Dan ini kemudian berkontribusi harga antigen di pasar menjadi lebih bersaing,” jelas Faisal.