KabarUang.com, Tangerang – Mulai besok, 6 September 2021, sekolah tatap muka untuk jenjang SMP di Kota Tanggerang Selatan (Tangsel) dimulai. Tercatat ada 168 SMP Negeri dan Swasta yang menyatakan siap menggelar sekolah tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Taryono menyampaikan bahwa dalam satu minggu ini sekolah tatap muka akan digelar selama empat hari. Dimulai dari hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat. Sementara pada hari lainnya, seperti Rabu, sekolah akan dibersihkan.
“Untuk SMP ada sebanyak 168 sekolah negeri dan swasta yang menyatakan siap sekolah tatap muka besok, Senin 6 September 2021,” ungkap Taryono, dilansir idxchannel.com.
Dia mengatakan bahwa sekolah tatap muka ini digelar untuk 3 tingkat, kelas 7, 8, dan juga 9. Untuk jumlah siswanya dalam satu kelas, maka akan dibatasi, dimana masing-masing hanya 50% saja dari jumlah siswa per kelas.
“Pengaturan jarak duduk 1,5 meter dan siswa hadir dua hari dalam seminggu. Durasi maksimal belajar 2 hingga 4 jam efektif. Satu jam pelajaran dikali 30 menit perkelompoknya,” jelasnya.
Sementara, mengenai materi pelajaran sendiri, akan mengikuti materi essensial yang nantinya dipilih oleh MGMP atau gugus tugas. Sekolah tetap diharuskan menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh meski pembelajaran tatap muka sudah dimulai.
Ilustrasi via google.com
aturan pembelajaran tatap muka
Sebelumnya, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menyampaikan bahwa pembelajaran tatap muka sudah dapat dibuka secara luas. Namun, pelaksanannya harus dilakukan dengan langkah tegas dan cepat.
“Pak Luhut juga selaku koordinator sudah menyampaikan bahwa kita harus membuka secara hati-hati dan bertahap,” ungkapnya, dilansir idxchannel.com.
Sonny pun menyampaikan arahan Pak Presiden yang menyampaikan bahwa sekolah tatap muka boleh digelar dengan melakukan simulasi terlebih dahulu.
“Arahan bapak Presiden sudah jelas ya, secara terbatas dengan malkukan simulasi-simulasi dulu hingga kita tahu kesiapannya ya. Kita harus melakukan itu ya, kita harus melakukan lalu kemudia di evaluasi jangan sampai kemudian muncul klaster baru,” ungkapnya.
Jika hal ini terjadi, maka sekolah harus mengambil tindakan segera. “Kalau ada klaster baru dari seolah tentu diambil langkah-langkah yang tegas dan cepat,” jelasnya.