KabarUang.com, Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan alasan pemegang saham melakukan restrukturisasi PT Pertamina (Persero) baru-baru ini. Proses restrukturisasi ini telah melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal atau legal end-state pada awal September 2021 lalu.
Para pemegang saham mencatat bahwa restrukturisasi ini bertujuan untuk mendorong kinerja operasional enam subholdng milik perseroan. Dimana keenam subholding ini sudah mulai diresmikan sejak penandatanganan legal end-state.
“Kalau kita lihat kemarin restrukturisasi Pertamina tidak lain untuk memastikan para subholding ini fokus, tapi cara operasional lebih efisien dan menghasilkan operasional yang excellent, itu yang kita harapkan,” jelas Erick Thohir, dilansir idxchannel.com.
Adapun keenam subholding Pertamina ini sudah diresmikan oleh pemegang saham yakni Upstream, Refining dan Petrochemical, Commercial and Trading, Gas, Integrated Marine Logistics, dan Power and New Renewable Energy.
Kementerian BUMN itu meminta subholding pelat merah agar menggenjot kinerja kerjanya. Pada semester I/2021 sendiri kinerja subholding Upstream (sektor hulu) mencatat laba sebesar 1 miliar dolar AS atau setara dengan 238 persen dari anggaran tahun ini. Efisiensi biaya operasonalnya tercatat 92 persen dari budget. Potensi cadangan minyak dan gas bumi di Kalimantan Timur dan Jawa Barat mencapai 204,7 juta barel.
Sementara, untuk kinerja Subholding Refinery and Petrochemical, laba pada semester I sebesar 1 322 juta dolar AS dengan profit margin yang 3,24 kali lebih besar dari budget. Sedangkan, kinerja kerja Subholding Gas, mencatat laba di periode yang sama sebesar 185 juta dolar AS atau 357 persen dari budget.
Ilustrasi via google.com
Kinerja kerja Pertamina
Kinerja Subholding Refinery and Petrochemcal mencatat laba pada semester 1 sebesar 322 juta dolar AS dengan profit margin 3,24 kali lebih besar dari budget. Sementara, kinerja Subholding Gas, laba di periode yang sama ini sebesar 185 juta dolar atau 357 persen dari budget.
Lalu, kinerja Subholding Commercial & Trading sendiri realisas Petrashopnya sebanyak 2,547 unit. Pengembangan digitalisasi apps My Pertamina sebanyak 13,7 juta penggunanya. Selanjutnya yakni kinerja Subholding Power & New Renewable Energy laba di semester 1 tercatat 56,8 juta dolar AS atau 150 persen dari budget. Dimana efisiensi biaya operasionalnya 87 persen dari budget.
Kinerja Subholdng Shipping pada Semester 1 sebesar 63,4 juta dolar AS. Efisiensi biaya operasionalnya sebesar 82 persen dari anggaran. Vessel utilizationnya sebesar 99,8 persen atau meningkat 11 persen dari anggaran.
“Kalau kita lihat dari hasil jangka pendek yang sudah dilakukan subholding hari ini, alhamdulillah penemuan daripada gas dan minyak itu kurang lebih ada yang baru 204 juta barrel, ini sesuatu yang luar biasa ketika kita sudah mulai dalam tahap kategori yang mulai impor minyak pada saat ini,” jelasnya.