KabarUang.com, Jakarta – PT Sunter Lakeside Hotel Tbk. (SNLK), emiten perhotelan ini berhasil mencatatkan kinerja stabil meski di tengah dampak pandemi Covid-19. Bahkan, di masa pandemi ini, perseroan membantu menyediakan tempat karantina sehat yang bekerja sama dengan berbagai korporasi.
Direktur Sunter Lakeside Hotel Alexander Hidajat sendiri mengatakan bahwa perseroan optimis akan berhasil keluar dari tekanan pandemi. Untuk itu, perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja kerjanya tahun ini.
“Kami fokus terhadap segmen pasar yang masih memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Antara lain yakni sektor kesehatan, karantina sehat, dan pasar online travel agent,” ungkapnya dalam paparan publik, Kamis (12/8) dilansir bisnis.com.
Ilustrasi via google.com
strategi emiten perhotelan bertahan di masa pandemi Covid-19
Di bidang pemasaran sendiri, Hotel Sunlake menitikberatkan 70 persen di media online serta 30 persen di media offline. Tentunya dengan mengedepankan gaya hidup sehat selama masa pandemi dan mengedepankan spot-spot menarik di sekitar hotel.
Strategi lainnya yakni perseroan tetap melakukan efisiensi biaya di segela bidang. Mulai dari sumber daya manusianya dan energi guna menekan biaya operasional.
Alexander mengaku bahwa Covid-19 masih terus membayangi lintas sektor maupun luar negeri terutama pada bidang pariwisata. Untuk menghadapi situasi ini, perlu adanya peran pemerintah dan seluruh masyarakat untuk membantu membangkitkan kembali roda perekonomian nasional. Hal ini dilakukan guna mencegah perlambatan ekonomi di masa yang akan datang.
“Kami menyediakan kamar untuk isoman tapi yang karantina sehat, untuk saat ini sebagian besar tamu-tamu yang masuk kategori isolasi ini tamu corporate yang sudah jelas jadi tidak menerima pasien OTG, orang-orang positif Covid-19. Kami hanya melayani karantina sehat,” paparnya.
Saat ini itngkat okupansinya meningkat jika dibandingkan dengan awal Covid-19. Namun, tingkat okupansi ini terdampa ketiaka PPKM diberlakukan. Pada kuartal I/2020 sendiri okupansinya mencapai 36 persen jika dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar 56 persen karena masih terdampak Covid-19.
Untuk pendapatan per 31 Desember 2020 sendiri, perseroan meraih pendapatan hingga Rp 18.84 miliar, atau terkoreksi 56,16 persen jik dibandingkan dengan tahun 2019 lalu sebesar Rp 42,97 miliar. Di tahun ini perusahaan berhasil menekan angka beban pokok pendapatannya Rp 9,33 miliar menjadi Rp 4,09 miliar.
Di tahun 2021 ini perseroan berhasil menurunkan rugi tahun berjalan menjadi Rp 698 juta jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp 1,56 miliar.