KabarUang.com, Jakarta – Kunci dari pemulihan ekonomi di paruh kedua 2021 berada pada efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarajat (PPKM) yang saat ini dilaksanakan.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada saat konferensi pers APBN KiTa, Rabu (25/8). Dia berpendapat semakin cepat pengendalian Covid-19 maka akan semakin cepat pula ekonomi pulih.
“Semakin kita bisa cepat mengendalikan Covid-19, sehingga PPKM-nya tidak terlalu lama terutama level 4, maka ekonomi akan pulih kembali. Outlook ekonomi kita tahun 2021 mengalami koreksi karena varian Delta terutama di kuartal III (2021),” jelasnya.
Adapun, pemerintah memangkas pertumbuhan ekonomi 2021 ini menjadi di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen secara tahunan (year-on-year). Sebelumnya pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada di kisaran 4,3 persen hingga 5,3 persen.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan tahun 2021 ini akan mendekati 4,5 persen. Hal ini dapat terwujud jika tidak ada kenaikan atau lonjakan kasus Covid-19 yang mengharuskan adanya pengetatan mobilitas kembali.
“Kita akan mendekati yang atas yaitu 4,5 persen. Apabila, recovery-nya bisa berjalan mulai bulan September hingga akhir tahun tanpa mengalami disrupsi Covid-19 lagi, atau selalu bisa terjaga,” jelasnya.
Ilustrasi via medcom.com
penerapan PPKM
Adapun, pihaknya mengatakan bahwa penerapan pembatasan sangat menekan mobilitas juga kegiatan masyarakat. Contohnya saja yang terjad di Jawa Bali ketika diberlakukan penerapan PPKM akibat varian Delta, mobilitas menurun ke level -17,7 di pertengahan Juli.
Namun, saat ini indikator menunjukkan mobilitas masyarakat kembali meningkat konsisten pada awal pekan ketiga Agustus. Sementara, pembatasan kegiatan masyarakat juga berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, indikator konsumsi masyarakat yang tertahan pada bulan Juli. Saat PPKM, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali menurun ke level pesimis yakni 80,2.
Sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa kebijakan PPKM ini sangat berdampak terhadap perekonomian. “Langkah-langkah pengetatan ini tentunya akan memberikan dampak kepada outlook perekonomian kita. Terutama di kuartal III dan IV tahun ini yaitu semester yang kedua,” jelasnya.
Perekonomian di semester kedua ini sangat bergantung pada penanganan Covid-19 saat ini. “Untuk semester keduanya akan sangat tergantung kepada kondisi Covid-19 yang sekarang ini kita hadapi. Terutama berapa lama kenaikan Covid-19 dan pengetatan harus dilakukan,” jelasnya.