KabarUang.com, Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menanggapi soal vaskinasi mandiri berbayar. Pihaknya mengatakan hal ini dapat membebani buruh.
Presiden KSPI, Said Iqbal menyampaikan bahwa pihaknya khawatir jika terjadi komersialisasi yang akan menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam program vaksinasi mandiri. Dia mencontohkan adanya kebijakan rapid tes pun yang awalnya diberikan gratis oleh perusahaan pada akhirnya menjadi beban bagi para pegawainya.
“Bahkan perusahaan yang awalnya menggratiskan rapid tes bagi buruh di tempat kerja masing-masing akhirnya setiap buruh harus melakukan secara mandiri,” ungkapnya dilansir kontan.co.id, Senin (12/7).
Pihaknya menyampaikan bahwa ini disebut dengan komersialisasi. “Ini yang disebut komersialisasi. Tidak menutup kemungkinan program vaksinasi gotong royong dan vaksin berbayar secara individu juga terjadi hal yang sama. Awalnya dibiayai perusahaan, tapi ke depan biaya vaksin gotong royong akan dibebankan pada buruh,” paparnya.
Said juga khawatir program vaksinasi gotong royong yang dibebankan pada perusahaan untuk buruh tidak berjalan dengan efektif. Jika memang iya terlaksana, dia berpendapat hanya 20 persen perusahaan yang mampu menjalankannya.
Ilustrasi via google.com
“Maka ujung-ujungnya akan keluar kebijakan pemerintah bahwa setiap pekerja buruh harus membayar sendiri biaya vaksin gotong royongnya,” ungkapnya.
KSPI desak pemerintah beri vaksinasi gratis
Pihaknya mengatakan vaksinasi berbayar itu sama dengan pemerintah sudah mengabaikan kesehatan masyarakatnya.
“Dengan vaksin berbayar individu berarti hak sehat untuk rakyat telah diabaikan oleh negara karena vaksinasi tidak lagi dibiayai pemerintah,” tegasnya.
Terakhir, pihaknya juga menegaskan bahwa KSPI mendesak pemerintah memberikan vaksinasi gratis untuk masyarakat.
“Karena sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Karantina, vaksinasi Covid-19 adalah tanggung jawab negara,” jelasnya.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk, pemerintah melaksanakan program vaksinasi gotong royong berbayar individu mulai tanggal 12 Juli 2021.
Vaksin yang digunakan dalam program ini yakni vaksin Sinopharm. Harga satu dosinya dibandrol senilai Rp 321.660 sementara biaya pelayanannya yakni Rp 117.910 setiap dosisnya. Maka dari itu, masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi mandiri harus merogoh kocek senilai Rp 439.570 untuk satu dosis vaksin Sinopharm.