KabarUang.com, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad menanggapi soal obat Covid-19 yang habis saat Jokowi blusukan ke salah satu apotek di Bogor, Jawa Barat.
Dasco menjelaskan bahwa obat yang dicari oleh Pak Jokowi saat itu adalah produk BUMN Farmasi seperti obat Oseltamivir produksi Indofarma, Favipiravir, dan Azithromycin produksi Kimia Farma. Sebelumnya, Dasco bersama Ketua Satgas Lawan COvid-19 DPR mengatakan bahwa pihaknya memastikan obat produksi BUMN itu sudah diproduksi melebihi kapasias produksi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan obat selama masa pandemi.
“Saya heran kenapa obat-obatan terapi Covid-19 itu saat ini seolah-olah hilang di pasaran. Padahal para direktur utama BUMN Farmasi dalam rapat bersama Komisi IV memastikan bahwa mereka telah memproduksi lebih dari jumlah kapasitas produksinya dalam memenuhi pasokan di pasaran selama pandemi ini,” jelas Dasco dilansir bisnis.com, Sabtu (24/7).
Oleh karena itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra mmeinta kepada aparatur pemerintah dan pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Dia berpendapat bahwa ini perlu dilakukan agar tidak terjadi penimbunan obat-obatan untuk terapi Covid-19 oleh sebagian oknum.
“Saya meminta pemerintah serta aparat kepolisian untuk menyelidiki hilangnya obat-oatan ini. Jangan sampai adanya dugaan penimbunan obat terapi Covid-19 karena kepanikan masyarakat terhadap pandemi saat ini,” lanjutnya.
Ilustrasi via rilisiana.com
tanggapan soal Jokowi blusukan ke apotik mencari obat terapi Covid-19
Di sisi lain, akademisi, Rocky Gerung pun menanggapi perihal kasus ini. Dia berpendapat video berisi Jokowi yang mencari obat Covid-19 dan ternyata habis di apotik itu akan menimbulkan pesimisme rakyat.
“Ibaratnya presiden saja tidak bisa mendapatkan obat, apalagi rakyat kecil. Siap-siap jadi jenazah,” ungkapnya.
Dia mengatakan pesan kesederhanaan yang ingin ditampilkan Jokowi itu gagal. Hal ini menimbulkan salah tangkap bagi masyarakat yang melihatnya.
“Ini pesan yang bisa memperlemah saya tahan rakyat, mereka pesimis frustasi dan imunitas bisa turun,” ungkap Rocky.
Dirinya mengatakan bahwa seharusnya pemerintah itu mencari apotik yang menyediakan obat Covid-19 dengan kumplit. Sehingga ini memberikan pesan kepada masyarakat agar tidak khawatir karena pemerintah telah menyediakan obat.
“Benar, logika RG ini : Harusnya Presiden menenangkan rakyat dengan menunjukkan obat-obatan tersedia. Kalau Presiden sebaliknya memamerkan tak ada ketersediaan obat, bukanlah berarti pemerintahannya gagal menyediakan obat untuk rakyat?,” cuitnya di akun twitter pribadinya.