KabarUang.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa laju inflasi tahun ini akan tetap rendah karena semakin melemahnya permintaan domestik.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan saat ini BI fokus bukan pada pengendalian inflasi melainkan untuk mendorong sisi permintaan serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, dia memperkirakan tingkat inflasi di tahun ini lebih rendah yakni 3 persen. Sebelumnya, BI memprediksikan tingkat inflasi di tahun ini berkisar antara 2 hingga 4 persen.
“Secara keseluruhan tahun ini inflasi akan rendah, cenderung di bahwa titik tengah sasaran 3 persen,” ungkapnya ketika Rapat Kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (12/7).
Saat ini, BI kembali merevisi angka pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun. Pihaknya menyampaikan adanya PPKM darurat sangat berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. PPKM darurat ini berpotensi meningkatkan perekonomian hingga 3,8 persen.

dampak PPKM terhadap ekonomi Indonesia
Pasalnya, adanya PPKM darurat akan menurunkan mobilitas mayarakat yang dampaknya konsumsi masyarakat tumbuh. Sebelumnya, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini mencapai 4,1 hingga 5,1 persen dengan titik rendahnya 4,6 persen.
“Asesmen kami menunjukkan, jika PPKM darurat dilakukan sebulan dan bisa menurunkan Covid-19 secara baik, maka pertumbuhan ekonomi kita akan turun ke 3,8 persen,” jelasnya dilansir bisnis.com
Di sisi lain, Menteri Keuangan, Sri Mulyani masih optimis bahwa ekonomi RI akan tumbuh pada kisaran 7 persen di kuartal II-2021. Namun, proyeksi ini ternyata menurun 1 persen.
“Jadi kita tetap masih optimis di atas 7 persen, karena April-Mei hingga pertengahan Juni masih cukup kuat, namun kita sadari bahwa risiko mulai melonjak,” jelas Sri Mulyani.
Pihaknya mengatakan bahwa pemulihan ekonomi di bulan April hingga Mei 2021 ini terlihat dari beberapa indikator. Dimana saat itu, PMI Manufaktur berada di zona ekspansif dengan angka 53,5.Sementara, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di angka 107,4, dan Indeks Penjualan Riil (IPR) berada pada angka 227,5 di bulan Mei 2021.
“Penjualan mobil sesuai insentif PPnBM yang diberikan pemerintah bahkan melonjak sampai 194 persen pada bulan April. Mobilitas masyarakat kita sebelum terjadinya PPKM darurat juga meningkat sangat signifikan,” paparnya.
Meskipun di sisi lain, kasus Covid-19 sedang meningkat tajam. Inilah yang membuat proyeksi ekonomi Indonesia yang sebelumnya 8 persen turun menjadi 7 persen.