KabarUang.com, Jakarta – Pada Juni 2021 optimisme konsumen meningkat. Hal ini seperti yang disampaikan Bank Indonesia (BI) yang mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2021 naik dari 104,4 menjadi 107,4.
Danareksa Research Institute (DRI) mengatakan bahwa peningkatan IKK di bulan Juni 2021 ini disebabkan meningkatnya kepercayaan konsumen akan kondisi ekonomi serta ekspektasi dari konsumen akan ekonomi ke depannya.
Ekonom DRI, Moekti P. Soejachmoen mengatakan hal ini sejalan dengan survei yang dilakukan DRI tentang kepercayaan konsumen. Survei itu menunjukkan bahwa IKK di bulan Juni meningkat menjadi 81.4 dari 80.2 pada bulan sebelumnya.
“Konsumen lebih positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan lebih yakin akan prospek ekonomi ke depan,” ungkap Moekti, dilansir kontan.co.id, Kamis (8/7).
Pihaknya juga mengatakan bahwa peningkatan keyakinan konsumen ini dipengaruhi oleh progres pemulihan ekonomi dan adanya penyerapan tenaga kerja. Selain itu, meningkatnya PMI Manufaktur pada Juni 2021.
Ilustrasi via matabanua.id
2 faktor pendukung yang meningkatkan keyakinan konsumen
Kemudian, keyakinan konsumen ini disebabkan oleh dua faktor pendukung, yakni program vaksinasi dari pemerintah. Selanjutnya, keyakinan konsumen akan prospek ke depan didorong oleh digulirkannya proyek pemerintah, khususnya di sektor infrastruktur.
Hal ini membuat masyarakat menjadi yakin bahwa lapangan kerja masih tersedia serta akan ada peningkatan pendapatan. Namun, Moekti juga tetap mengingatkan bahwa lonjakan Covid-19 ini membuat pemerintah melaksanakan PPKM di sejumlah daerah. Ini dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat serta membuat perusahaan memutuskan hubungan kerja.
Sebelumnya, pada Mei 2021, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono juga menyampaikan bahwa persepsi konsumen terhadap ekonomi membaik. Hal ini terlihat dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang meningkat menjadi 86,8
“Peningkatan IKE saat ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen pembentuknya, terutama Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja,” jelas Erwin.
Selanjutnya, persepsi konsumen terhadap penghasilan pun terpantau membaik karena meningkat dari 88,4 menjadi 95,3. “Ini terpantau membaik sejalan dengan adanya tambahan penghasilan baru berupa tunjangan hari raya (THR) bagi apra pekerja dan adanya peningkatan omset respondek pelaku usaha pada periode Ramadan dan Idul Fitri,” jelas Erwin.