KabarUang.com, Jakarta – Adanya lonjakan kasus positif Covid-19, pemerintah memperluas cakupan pemberlauan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga ke luar Jawa-Bali. Saat ini ada 15 kabupaten/kota yang menjalankan PPKM Darurat.
Kebijakan ini tentu mempengaruhi berbagai aspek, terutama ekonomi. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa perluasan daerah cakupan PPKM Darurat ini berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021.
Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini bergerak di kisaran 3,5% hingga 4%. “Namun, ini sebetulnya belum memasukkan potensi perluasan PPKM Darurat dan kami belum dapat info ini akan sampai tanggal berapa. Namun, bisa saja akan ada di batas bawah. Tapi tetap di kisaran itu,” ungkap Riefky, dilansir kontan.co.id, Jumat (9/7).
Ilustrasi via google.com
pertumbuhan ekonomi akan tergerus selama PPKM
Ke depannya, pihaknya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada efektivitas pembatasan saat ini. Refky menyampaikan bahwa pihaknya berharap bahwa pembatasan di kuartal III-2021 ini efektif dalam menekan angka kasus Covid-19.
Sehingga, nanti ke depannya, tidak akan ada lagi perpanjangan pembatasan aktivitas lagi. Pasalnya, jika pemerintah terus memberlakukan kebijakan pembatasan ini, maka pertumbuhan kuartal IV-2021 akan tertekan dan tentu saja akan menekan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2021 ini.
Riefky menyampaikan skenario terburuk ketika pemerintah tidak bisa menekan kasus hingga kuartal IV maka pada kuartal tersebut harus diberlakukan lockdown kembali. Ini berpotensi menguras kas pemerintah, dimana pemerintah harus memberi subsidi karena masyarakat harus tinggal di rumah.
Bukan hanya itu, hal ini juga akan membawa sentimen buruk di pasar keuangan, termasuk ke optimisme investor sehingga banyak dana asing yang keluar.
“Makanya, semoga ini pembatasan yang terakhir karena seharusnya sudah cukup memberi pelajaran dengan melihat fasilitas kesehatan penuh, tabung oksigen langka. Fokus ke pemulihan kesehatan dan ini akan membawa dampak baik pada ekonomi,” jelasnya.
Untuk keseluruhan tahun ini, Riefky mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ini akan tumbuh pada kisaran 3,6% hingga 4,3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan skenario pemerintah yang memprediksikan di angka 3,7% hingga 4,5%.