KabarUang.com, Jakarta- PPKM Darurat bukan berarti setop investasi. Investasi jalan terus sambil tetap memperhatikan risikonya. Selain itu, juga mampu mengatur keuangan agar bujet investasi tak tergerus kebutuhan sehari-hari.
Buat kamu yang ingin investasi di masa PPKM Darurat, dapat menanamkan modalnya pada instrumen berikut ini agar tetap cuan:
Emas
Corona masih merajalela. Volatilitas dinilai masih cukup tinggi, sehingga investor akan beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas.
Investasi emas menguntungkan, tetapi minim risiko. Nilai atau harganya cenderung stabil,harga emas Antam naik Rp 5.000 menjadi Rp 945 ribu per gram.
Apalagi investasi emas saat ini banyak skemanya. Mulai dari cicilan maupun tabungan emas dengan modal sangat murah.
Return atau hasil investasi emas berpotensi mencapai 10-12% per tahun. Terutama jika diinvestasikan dalam jangka panjang. Emas juga mudah dijual lagi bila sewaktu-waktu membutuhkan dana mendesak.
Reksadana pasar uang
Covid-19 masih mengganas. Investor mencari investasi yang tidak hanya memberi untung, tapi juga kepastian atau aman. Cuan kecil lebih baik di saat kondisi gawat seperti ini, daripada tekor.
Reksadana pasar uang boleh dibilang memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibanding jenis lain, seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Uang yang kamu investasikan akan dikelola di instrumen pasar uang, seperti deposito maupun efek bersifat utang (obligasi) dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Tak heran, bila menawarkan keuntungan yang stabil. Rata-rata berkisar 6-7% per tahun.
Modal investasi reksadana pasar uang pun receh. Dapat dimulai dari Rp 10 ribu untuk pembelian reksadana online di marketplace.
Reksadana saham
Ingin investasi dalam jangka waktu lebih panjang dan cuan besar? Reksadana saham dapat menjadi pilihan investasi di masa PPKM Darurat.
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek bersifat ekuitas, dalam hal ini saham.
Imbal hasil reksadana saham bisa mencapai 15% atau 20% per tahun. Lebih tinggi dibanding jenis reksadana lain.
Namun keuntungan yang besar diikuti risiko yang tinggi pula. Harga saham fluktuasinya bisa gila-gilaan. Bikin jantung mau copot. Pergerakan harga saham ini dapat berpengaruh ke portofolio reksadana saham kamu.
Situasi sekarang ini sedang tidak menentu. Masih dirundung ketidakpastian. Oleh karenanya, sebelum memulai investasi, pastikan kamu mengetahui dan mempelajari risiko instrumen yang dipilih.
Tujuannya agar kamu dapat mengelola risiko tersebut bila benar-benar nyemplung sebagai investor. Paling penting lagi adalah disiplin menyisihkan uang supaya kamu benar-benar totalitas dalam berinvestasi untuk hasil yang maksimal.