KabarUang.com, Jakarta – Kasus Covid-19 saat ini kian melonjak. Hal ini terbukti dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat bahwa total kasus virus corona mencapai 1.989.909 hingga Minggu (20/6). Angka ini sudah dijumlahkan dengan bertambahnya 13.737 kasus baru dengan total yang meninggal mencapai 54.662 orang.
Lonjakan kasus ini berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa pesimis bahwa perekonomian masih postif. Hal ini karena pemerintah akan menggelar PPKM Mikro mulai tanggal 22 Juni hingga 5 Juli mendatang.
“Seiring dengan kenaikan Covid-19, ini nanti (proyeksi pertumbuhan ekonomi) upper dan under-nya akan lebih rendah,” ungkap Menkeu, Sri Mulyani dilansir kontan.co.id.
Sebelumnya, Sri Mulyani sangat optimis dengan memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang April hingga Juni 2021 berada di rentang 7,1% hingga 8,3% year on year (yoy).
Namun, pihaknya tetap menekankan ekonomi di kuartal II-2021 ini akan tetap berada di zona positif. Hal ini karena secara alamiah ekonomi di kuartal II-2021 telah rebound dan recovery seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian yang lebih baik jika dibandingkan dengan kuartal II-2020.
Selain itu juga, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 yang rendah yakni minus 5,32% yoy, maka dari itu kuartal II-2021 ini masih memungkinkan tumbuh positif. Terlebih pada kuartal I-2021, ekonomi Indonesia sendiri sudah keluar dari zona merah.
Ilustrasi via owntalk.com
prediksi Sri Mulyani soal perekonomian ke depannya
Sri Mulyani menyampaikan perekonomian ke depannya masih tergantung dari penanganan kesehatan dari pemerintah untuk mengendalikan pandemi. Mulai dari upaya peningkatan vaksinasi serta efektivitas keberlangsungan protokol kesehatan.
Namun, di sisi lain, Kepala Ekonomi BCA David Sumual malah mendorong pemerintah untuk menerapkan kembali PPKM Mikro. Hal ini karena dia berpendapat bahwa ini adalah cara yang efektif untuk menurunkan tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19.
Seiring dengan hal ini, pemerintah juga harus mempercepat proses vaksinasi. Tujuannya yakni agar herd immunity dapat terbentuk, yang nantinya dapat mempercepat laju perekonomian.
“Terutama vaksinasi di daerah padat perkotaan, urban padat penduduk. Sebetulnya kan kita sudah siap tersedia pasokan vaksinnya, tinggal implementasinya,” jelas David.