KabarUang.com, Jakarta – Melonjaknya kasus Covid-19 membuat beberapa wilayah melakukan kembali pembatasan aktivitas. Hal ini memuat transaksi uang elektronik di beberapa sektor mulai tumbuh. Namun, saat ini perbankan fokus mengantisipasi penurunan transaksi uang elektronik.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sendiri saat ini fokus untuk meningkatkan transkasi dengan cara memperkuat modern digital banking. Hal ini karena berubahnya perilaku konsumen yang beralih ke transaksi digital baik dari segi peningkatan fitur layanan maupun berbagai promosi yang dapat dinikmati nasabah serta upaya mengurangi interaksi secara langsung.
Thomas Wahyudi Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri mengatakan layanan Livin by Mandiri dapat memenuhi kebutuhan transaksi nasabah. Hal ini karena Livin dapat memenuhi kebutuhan mulai dari transfer online, bayartagihan, top up uang elektronik, top up saldo e-money, oembayaran dengan QRIS Livin by Mandiri di merchant Mandiri, juga terintegrasi dengan kartu kredit dan deposito.
“Per Mei 2021, transaksi e-money telah mencapai lebih dari 400 juta transaksi dengan volume mencapai lebih dari Rp 6,7 triliun. Ini menunjukkan peningkatan signifikan secara tahunan sebesar hampir 30% meskipun masih dalam masa PPKM dmana adanya batasan mobilitas di masyarakat,” jelas Thomas, dilandir kontan.co.id.
strategi perbankan antisipasi penurunan penggunaan uang elektronik
Sementara, untuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengantisipasi penurunan transaksi dengan cara mengedukasi nasabah untuk melakukan transaksi secara non tunai, salah satunya menggunakan BRIZZI dan BRImo.
Aestika Oryza selaku Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan bahwa transaksi digital ini dapat menjadi salah satu upaya mencegah adanya penyebaran Covid-19. Hal ini karena transaksi menggunakan uang tunai memmiliki risiko besar adanya penularan Covid-19. Itulah yang menyebabkan transaksi perseroan meningkat.
“Hingga akhir Mei 2021 dari sisi frekuensi transaksi, BRIZZI tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4% yoy.Begitu juga dari volumen BRIZZI juga mengalami pertumbuhan sebesar 3% yoy,” jelasnya.
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk mengandalkan Flazz sebagai kartu transaksi multifiungsi. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Direktur BCA, Santoso.
“Flazz hadir sebagai solusi pembayaran contacless yang dapat mengurangi kontak fisik saat transaksi pembayaran. Bertransaksi dengan Flazz cukup di tap saja, dan seketika transaksi selesai dilakukan. Untuk mengisi-ulang pun, sangat praktis karena Flazz sudah dapat di-top up menggunakan BCA mobile,” jelasnya.
Dirinya mengatakan hingga April 2021, frekuensi transaksi Flazz ini mencapai 163 juta transaksi dengan total Rp 2,6 Triliun.