KabarUang.com, Jakarta – Pada hari Rabu (19/5) harga mata uang krito terjung bebas. Harga bitcoin dan ethereum membukukan penurunan harian terbesar dalam sejarah sejak Maret tahun lalu.
Dilansir dari data Reuters, dampak dari penurunan ini yakni kerugian dalam kapitalisasi pasar untuk seluruh sektor cryptocurrency yang mendekati US$1 triliun.
Harga bitcoin sendiri menurun menjadi US$ 30.066, yang mana merupakan angka terendah sejak Januari. Sebelumnya menurun 22% menjadi US$ 33.502. Dengan ini, dapat dikatakan bahwa mata uang kripto paling populer belakangan membukukan kerugian satu hari terbesar sejak Maret 2020.
Sementara, harga ethereum ini jatuh ke level US$ 1.850, angka yang berapa pada level terendah sejak akhir Januari. Terakhir, harga mata uang kripto ini menurun 28% ke possi US$ 2.439. Angka ini merupakan kerugian satu hari ethereum yang terbesar sejak Maret 2020.
Ilustrasi via pikiranrakyat.com
Penyebab adanya penurunan tajam dari mata uang kripto
Alasan adanya penurunan tajam ini karena China melarang lembaga keuangan dan pembayaran menyediakan layanan cryptocurreny. Bahkan, pemerintah China pun memperingatkan para investor akan bahaya perdagangan kripro yang spekulatif.
Dilansir dari Reuters, peraturan ini diberlakukan demi menekan pasar perdagangan digital yang saat ini sedang berkembang. Di bawah larangan ini, lembaga semacam itu, termasuk perbankan dan saluran pembayaran apa un melibatkan kripto. Mulai dari proses pendaftarannya, perdagangan, kliring, dan juga penyelesaian transaksi.
“Baru-baru ini harga mata uang kripto meroket dan anjlok, dan perdagangan spekulatif mata uang kripro telah pulih, secara serius melanggar keamanan properti orang dan mengganggu tatanan ekonomi dan keuangan normal,” ungkap pernyataan resmi dari tiga badan industri China.
China sendiri telah melarang pertukaran mata uang kripto juga penawaran koin. Namun, sayangnya tidak melarang oara individu untuk memegang mata uang kripto.
Selain itu juga, penyebab lain adanya penurunan harga mata uang digital ini ketika CEO Tesla Elon Mask menyampaikan bahwa Tesla sendiri akan berhenti menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran. Hal ini karena masalah lingkungan tentang penggunaan energi yang boros demi memproses transaksi. Musk bahkan mengecam “gila” untuk jumlah energi yang digunakan demi menghasilkan bitcoin.