KabarUang.com, Jakarta – Kegiatan belajar mengajar di skeolah atau sekolah tatap muka akan kembali diberlakukan. Namun, sekolah tatap muka ini baru hanya sebatas uji coba sehingga belum melibatkan seluruh sekolahan.
Dinas Pedidikan (Disdik) DKI Jakarta akan melakukan uji coba atau pilot project pembukaan tatap muka ini dengan sangat terbatas. Uji coba pembelajaran tatap muka ini diselenggarakan setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan lampu hijau mengenai dibukanya sekolah kembali.
Ilustrasi via google.co.id
Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, pilot project pembelajaran ini akan berlangsung selama 22 hari. Mulai dari tanggal 7 hingga 29 April, dimana akan melibatkan 100 sekolah yang akan dibuka selama masa piloting.
Dirinya mengungkapkan, hanya sekolah yang lolos asesmen saja yang diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka. Proses asesmen sekolah tatap muka ini sebelumnya telah dilaksanakan pada 19 Februari hingga 17 Maret 2021.
“Piloting akan kami rencanakan 7 April sampai 29 April,” ungkap Nahdiana di Gedung DPRD DKI Jakarta, dilansir kontan.co.id.
Aturan penyelenggaraan sekolah tatap muka
Selama masa uji coba sekolah tatap muka ini, pembelajaran hanya boleh dilakukan secara terbatas. Sementara, siswa yang diperbolehkan mengikutinya mulai dari kelas 4 SD hingga 12 SMA/SMK.
Untuk pelaksanaannya sendiri, sekolah tatap muka hanya dilakukan selama satu kali dalam satu minggu untuk setiap jenjang pendidikan. Setelah itu kegiatan belajar akan diliburkan. Hal ini karena gedung sekolah akan disterilisasi.
Selain itu juga, peserta didik yang diperbolehkan mengikuti kegiatan tatap muka ini dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung per kelas. Dimana 50 persen itu diatur jaraknya 1,5 meter per siswa. Nahdiana menambahkan bahwa selama uji coba ini, kegiatan ekstrakulikuler serta olahraga harus ditiadakan. Bahkan, perpustakaan dan area kantin pun tidak boleh dibuka.
Kemudian, materi yang nantinya akan diajarkan selama sekolah tatap muka hanyalah untuk mata pelajaran yang esensial dengan durasi pelajaran selama 3-4 jam. Nahdiana mengatakan materi pelajaran yang esensial ini maksudnya mata pelajaran yang membutuhkan tatap muka dan tidak efektif ketika diajarkan dengan metode daring.
“Materi pembelajaran kami prioritaskan dulu dengan materi-materi esensial yang sangat dibutuhkan,” tutup Nahdiana.