KabarUang.com, Jakarta – Empat emiten semen mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang tahun 2020. Keempat perusahaan semen itu yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Misalnya saja INTP, Produsen semen merk Tiga Roda membukukan pendapatan bersih senilai Rp 14,18 triliun di tahun 2020, dimana menurun 11% dari realisasi pendapatan di tahun 2019 yang mencapai Rp 15,94 triliun.
Jika dilihat dari sisi bottomline, INTP ini mengalami penurunan laba bersih, namun tidak sedalam presentase penurunan pendapatannya. Catatan INTP laba bersihnya menurun tipis 1,5% dari laba bersih tahun 2019 yang mencapai Rp 1,83 triliun.
Ilustrasi via Republika.com
Dilihat secara volume, tahun lalu INTP ini membukukan penurunan volume penjualan sebesar 9,7% menjadi 17,10 juta ton.
Sementara, Produsen semen di tanah air, Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 35,17 triliun. Angka ini menurun 12,87% dari realisasi pendapatan tahun 2019 lalu yang mencapai Rp 40,36 triliun.
Namun, emiten pelat merah ini mencatatkan laba bersih 2020 sebesar Rp 2,79 triliun atau naik 16% dari torehan laba bersih di tahun 2019 yang hanya Rp 2,39 triliun.
penjualan semen 2020
SMGR mencacatkan penjualan 39,84 juta ton semen, menurun 7,9% dari volume penjualan pada tahun 2019 yang mencapai 43,27 juta ton.
Solusi Bangun Indonesia membukukan pendapatan senilai Rp 10,10 triliun atau menurun 8,58% dari pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 11,05 triliun.
Penurunan ini terjadi sejalan dengan realisasi volume penjualan SMCB, dimana tahun lalu melaporkan volume penjualan semen dan terak sebesar 11,97 juta ton di tahun 2020. Realisasi ini menurun 3,09% dibandingkan penjualan tahun 2019 yang mencapai 12,35 juta ton.
Namun, anak usaha PT Semen Indonesia itu mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 650,98 miliar atau naik 30,44% dibandingkan laba bersih 2019 yang hanya Rp 499,05 miliar.
Sementara, SMBR membukukan pendapatan senilai Rp 1,72 triliun atau menurun 13,9% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada tahun 2019 yang mencapai Rp 1,99 triliun. Emiten semen yang berbasis di Sumatera Selatan ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan senilai Ro 10,98 miliar atau merosot 63% dibandingkan dengan realisasi tahun 2019. SMBR ini menjadi emiten semen dengan penurunan bottomline terdalam dibandingkan yang lainnya.