KabarUang.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya memberikan stimulus tepar guna yang menyasar kalangan pondok pesantren agar dapat mengembangkan usaha. Dengan begini, harapannya mampu turut mendukung pertumbuhan ndustri di Indonesia, yang sekaligus menjadi agen perubahan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kami mendorong agar para santri selepar lulus dari pondok pesantren dapat memiliki beragam skill, termasuk menjadi santripreneur,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Gati Wibaningsih.
Gati menyampaikan hal tersebut dalam Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren. Pihaknya mengatakan bahwa upaya ini dilakukan mengingat jumlah pondok pesantren yang ada di seluruh Indonesia sangatlah banyak. Maka dari itu, ini bisa menjadi potensi besar untuk membangun ekosistem kewirausahaan di lingkungan pondok.
Ilustrasi via Youtube.com
Gati berpendapat bahwa saat ini banyak santri yang sudah dapat memenuhi kebutuhan internalnya di pesantren bahkan saat ini memiliki bisnis yang juga melayani kebutuhan luar pesantren.
“Para pimpinan pesantren berhasil menumbuhkan dan menularkan bibit-bibit wirausaha kepada para santri di pondok pesantren,” lanjutnya.
tingkatkan wirausaha di kalangan santri
Berdasarkan Data Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, ada sebanyak 28.518 unit pondok pesantren yang ada di seluruh Indonesia dan mayoritasnya berada di Jawa. Sementara jika dilihat dari jumlah snatrinya yakni sebanyak 4.354.245 orang.
Mleihat potensi ini, Kemenperin menyapkan program yakni Penumbuhan Wirausaha Industri Baru dan Pengembangan Unit Industri di lingkungan pondok melalui Santripreneur Santri Berindustri.
Tujuang diadakannya progrma ini yakni untuk membentuk dan mengembangkan unit industri yang telah ada dan atau menumbuhkan unit industri baru. Selanjutya yakni pengembang sumber daya manusia (SDMI) tid di pondok ini dapat menjadi wirausaha industri baru melalui kompetensi teknis produksi, jejaring dan manajemen.
“Sejak tahun 2013 hingga sekarang, kami telah membina sebanyak 82 pondok pesantren dan 10.104 santri, termasuk tujuh pondok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang mendapatkan pelatihan mulai hari ini,”jelasnya.
Sementara, bimbngan yang diberikan Kemenperin ini berupa bimbingan teknis produksi, fasilitas mesin dan peralatan produksi, serta pemberian materi mengenai kewirausahaan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan digilah marketing dan menjamin bisnis.