KabarUang.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa belanja modal hingga Februari 2021 mengalami pertumbuhan yang drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan belanja modal pada Februari 202i ini tercatat sebesar Rp 22,8 triliun atau tumbuh 253% year on year (yoy) dari capaian akhir Februari 2020 yang hanya sebesar Rp 6,5 triliun.
Dirinya menyampaikan pertumbuhan ini terjadi untuk pembayaran proyek infrastruktur dasar lanjutan tahun 2020 dan infrastruktur konektivitas. “Ini selain ada akselerasi dari program tersebut, ada juga waktu itu kami refokucing sehingga belanja modal dimultiyear-kan dan sekarang masuk di 2021,” ungkap Sri Mulyani dalam paparan APBN KITa.
Ilustrasi via berita.com
Realisasi belanja modal yang lebih tinggi ini ditopang oleh realisasi belanja modal jalan, irigasi dan jaringan yang tercatat Rp 14,0 triliun. Angka ini naik 200,7% yoy dari Februari yang hanya Rp 4,7 triliun. Angka ini sudah termasuk dalam modal Kementerian PUPR.
Kementerian sendiri mencatat bahwa belanja modal sebesar Rp 13,3 triliun atau naik signifikan 19,4% yoy dari Februari Rp 4,5 triliun.
Rincian belanja di 2021
Belanja Kementerian PUPR yang lebih tinggi ini dikarenakan pembayaran proyek-proyek MYC yang saat ini masih berjalan serta realisasi pemeliharaan jalan, jembatan dan sarana prasarana perumahan dan pemukiman.
Kemudian, realisasi belanja modal yang lebih tinggi ini ditopang oleh belanja modal peralatan dan mesin yang tercatat Rp 7,5 triliun atau tumbuh 1.513,6% yoy dari Februari 2020 yang sebesar Rp 0,5 triliun.
Ini termasuk dalam belanja Lembaga Polri yang mencatat belanja modal sebesar Rp 6,1 triliun, tumbuh 17/314,2% yoy dari Februari 2020.
Belanja Polri pun ikut meroket karena pengadaan alat material khusus (almatus) dan alat material lainnya yang merupakan kegiatan tahun anggaran 2020 yang direalokasi ke tahun anggaran 2021 akibat penanganan dampak pandemi Covid-19.
Sri Mulyani melanjutkan bahwa pemerintah akan menjaga momentum belanja modal untuk tetap berjalan namun dengan tidak mengancam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN_ terlebih pemerintah saat ini juga masih fokus dalam pengentasan masalah pandemi.
“Tetapi kami tetap berusaha untuk tidak memporak porandakan proyek mereka. Slowing down, tetapi tidak berhenti dan merangkak. Kami jaga sehingga bisa pulih bertahap seiring dengan pemulihan ekonomi maupun dengan pengendalian Covid-19,” jelasnya.