
KabarUang.com, Jakarta – PT Jasamarga Manado Bitung (JMB), kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung untuk Segmen 2B dari Km 26,5 hingga Km 39+900. Pihaknya menargetkan pembangunan selesai di tahun ini.
Segmen I merupakan ruas yang dibandung 100% oleh Airmadidi-SS Danowudu. Sementara, konstruksinya sudah mencapai 99.03%. Untuk itu, pembebasan lahan untuk Segmen 2B SS Danowudu-Bitung ini sudah mencapai 98.86% sementara, kontruksinya aru 73.57%.
“Saat ini perseroan telah menyelesaikan pembangunan dan pengoperasian segmen 2A dan sebagian segmen 2B yaitu dari Manado-Airmadidi-Simpang Susun (SS) Danowudu. Ditargetkan penyelesaian konstruksi pembangunan segmen 2B pada Juli 2021,” ungkap George IM.P Manarung, Direktur Utama PT JMB.
Sebelumnya, pada libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, PT JMB mencatat sebanyak 50.271 kendaraan sudah melintasi Jalan Tol Manado-Bitung Segmen Manado-SS Danowudu. Angka ini merupakan data kumulatif yang dihitung sejak tanggal 23 Desember 2020 hingga 3 Jauari 2021.
Dalam kurun waktu itu, Lalin Harian Rata-rata (LHR) tertinggi tercatat pada Rabu (23/12) dengan jumlah 6.710 kendaraan. Sementara LHR jalan tol pada periode yang sama sebanyak 4.496 kendaraan.
proses pembangunan jalan Tol
Jika dilihat secara keseluruhan total panjang Jalan Tol Manado-Bitung ini 39 Km yang dibangun dengan konsep Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Jalan tol ini mempunyai dua seksi. Seksi 1 Manado-Airmadidi sepanjang 14 Km yang dibandung pemerintah.
“Di seksi 2A kami sedang menyelesaikan pekerjaan Simpang Susun Keauditan, kantor dan gerbang tol yang ditargetkan dapat selesai di akhir tahun 2019,” lanjutnya.
Seksi 2 Airmaididi-Bitung sepanjang 25 Km akan dibangun oleh PT JMB. Jalan tol tersebut bernilai investasi sebesar Rp 4,95 triliun dengan masa konsensi selama 40 tahun.
“Sementara itu, untuk seksi 2B merupakan penyelesaian pekerjaan jembatan, crossing, drainase dan mainroad serta Simoang Susun Susun Danowuwu.
Saat ini, pembangunan Tol Manado-Bitung Seksi 2B masih sedikit terkendala dengan pembebasan lahan yang berlokasi di mainroad dan beberapa bidang di simpang susun.
Untuk itu, pihaknya akan terus mengejar ketertinggalan proses konstruksi. Hal ini dimulai dengan menambahkan batching plan, mendatangkan alat berat, menambah pekerja bahkan menambah sumber material yang diperlukan untuk proses penyelesaiannya.