KabarUang.com, Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjawab soal banyak pihak yang mempertanyakan alasan Pemerintah memilih Sinovac untuk program vaksinasi.
Vaksin Covid-19 yang digunakan pemerintah saat ini adalah vaksin covid-19 dari perusahaan asal China, Sinovac. Ini adalah vaksin gelombang pertama yang tiba di Indonesia. Hingga saat ini, ada 3 juta dosis vaksin dan 15 juta vaksin dalam bentuk bulk atau curah yang sudah tiba di Indonesia.
“Dari kami prioritas vaksin, yang bisa kami dapatkan secepat mungkin dan sebanyak-banyaknya, karena memang sudah dipesan oleh negara maju dan dalam jumlah besar sekali,” jelas Menteri Budi saat rapat kerja bersama Komisis IX DPR, dilansir kontan.co.id.
Pada dasarnya, Budi menyampaikan ada tiga alsan utama pemerintah memilih vaksin Sinovac ini. Pertama yakni vaksin Sinovac ini sudah disetujuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kedua yakni melihat dari ketersediaan vaksin. Vaksin Sinovac sendiri diproduksi dalam jumlah besar sehingga Indonesia bisa memesan dalam jumlah banyak. Ketiga yakni sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ilustrasi via suara.com
Alasan menggunakan vaksin Sinovac
“Tiga kondisi itu yang kita dapat karena ingin melakukan secepat mungkin, Sinovac duluan karena dia ada duluan dan sudah diliris BPOM dan ada dalam list WHO,” lanjutnya.
Pemerintah juga sudah berkomitmen dengan Sinovac terkait pengadaan vaksin dalam bentuk curah sebanyak 140 juta dosis. Namun, jumlah tersebut kabarnya akan bertambah 12 juta dosis jika dibutuhkan.
Selain vaksin Sinovac, Budi mengatakan dalam waktu dekat, vaksin perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer-BioNtech akan tersedia.
“Kemungkinan besar yang kedua Pfizer karena barang sudah ada sekarang, sudah dapat persetujuan FDA, sudah ada EUA (izin penggunaan darurat), dan sedang dalam proses dari BPOM,” ungkapnya.
Alasan lainnya menggunakan Sinovac, karena vaksin lainnya belum ada, misalnya saja Astrazeneca.
“Astrazeneca belum ada, mereka bilang baru April dan kemudian sudah dapat approval,” jelasnya.
Indonesia sendiri sudah memesan vaksin Covid-19 dari beberapa perusahaan asal Amerika Serikat dan juga Kanada sebanyak 50 juta dosis. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah menjadi 80 juta dosis yang sudah disediakan oleh organisasi vaksin global, GAVI atau COVAC.