
KabarUang.com , Jakarta – China masih merajai perdagangan dan bahkan jadi pemenang perang dagang. Ini tercermin dari data surplus neraca perdagangan China yang meningkat di tahun lalu walau di tengah pandemi corona.
China yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia mencetak surplus perdagangan senilai US$ 78 miliar di bulan Desember 2020, menurut data resmi bea cukai China yang dirilis kamis kemarin.
Surplus perdagangan China pada Desember 2020 mencapai US$78,18 miliar pada Desember lalu, naik dari US$75,40 miliar pada November lalu.
Dengan demikian, perdagangan luar negeri China tumbuh 1,9 persen dalam skala tahunan menjadi 32,16 triliun yuan pada 2020. Asia Tenggara, Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Republik Korea tetap menjadi lima mitra dagang teratas China pada tahun 2020.
Sementara itu, dikutip dari China Daily, perdagangan dengan ekonomi yang terkait dengan Belt and Road Initiative tumbuh sebesar 1 persen (year-on-year) pada tahun lalu, menjadi 9,37 triliun yuan.
Data perdagangan China tersebut dirilis oleh Administrasi Umum Kepabeanan pada hari ini Kamis (14/1/2021).
Terlepas dari dampak pandemi Covid-19, Juru Bicara Pemerintah Li Kuiwen mengatakan China telah mengalami peningkatan ekspor yang signifikan pada tahun 2020, dipimpin oleh penjualan yang kuat dari persediaan dan gadget pengendali pandemi seperti laptop.
Karena China berusaha untuk melanjutkan produksi di tengah penahanan pandemi, maka China telah berhasil memulihkan pesanan ekspor sekaligus merangsang permintaan domestik, yang menyebabkan rebound dalam impor.
“China adalah satu-satunya negara ekonomi besar di dunia yang telah mencapai pertumbuhan positif dalam perdagangan barang [pada tahun 2020], status [China sebagai] negara perdagangan barang terbesar [di dunia] semakin terkonsolidasi,” kata Li di kutip dari South China Morning Post.
Louis Kuijs, kepala ekonomi Asia di Oxford Economics, mengaitkan keuntungan China di perdagangan ini sebagian besar dengan pengelolaan pandemi corona di negara itu, yang meletus di kota Wuhan di China lebih dari setahun yang lalu.
Dia menambahkan, China diuntungkan dari banyaknya permintaan akan alat pelindung dan elektronik karena orang-orang di seluruh dunia bekerja dari rumah.