KabarUang.com, Jakarta – Tahun 2021 ini diawali dengan bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk salah satunya Kalimantan. Bencana banjir yang merendam Provinsi penghasil batubara itu terjadi di sejumlah daerah, terutama di daerah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa faktor cuaca ini menjadi salah satu penghambat kegiatan operasional penambangan batubara.
Dirinya mengatakan, banjir yang terjadi hampir di seluruh daerah Kalimantan Selatan dan di beberapa wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini berdampak cukup signifikan terhadap kegiatan operasional.
Hambatan operasional ini berujung pada terhambatnya pasokan batubara. “Menurut laporan yang kami terima dari beberapa penambang, hampir separuh tambang di Kalsel terdampak banjir yang menggenangi pit (lubang tambang). Banjir juga berdampak pada terganggunya akses transportasi batubara ke pelabuhan, juga akses supply logistik dan mobilitas karyawan,” jelasnya.
Ilustrasi via Youtube.com
Dampak banjir terhadap distribusi batubara
Maka dari itu, dampak banjir ini bisa mengganggu pasokan untuk ekspor serta berdampak pada kelancara pasokan batubara ke beberapa pembangkit listrik (PLTU) dan supply ke industri domestik lainnya.
Dikabarkan bahwa ada beberpa perusahaan yang menyampaikan notifikasi force mejeure atau keadaan kahar dalam memenuhi komitmen penjualan batubara menurut informasi yang sampai ke APBI.
Namun, Hendra sendiri menegaskan bahwa sebagian besar perusahaan itu bukan pemegang izin di Kalsel dan bukan merupakan anggota APBI.
“Anggota kami total sekitar 90-an perusahaan yang berlokasi di beberapa provinsi,” ungkapnya.
Dilansir kontan.co.id, ada 91 produsen batubara yang menjadi anggota APBI di seluruh Indonesia. Sebanyak 17 perusahaan itu adalah pemegang PKP2B dan IUP anggota APBI yang beroperasi di Kalsel. Sementara, jumlah pemegang izin di Kalsel sendiri keseluruhan ada lebih dari 180 perusahaan.
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sendiri adalah provinsi utama yang menyumbang produksi batubata nasional terbesar.
Seperti yang terjadi di tahun 2020 lalu, produksi batubara dari Kalimantan Selatan ini direncanakan sebanyak 64,83 juta ton. Artinya, angka ini setara dengan 31% dari target produksi nasional di tahun 2020. Bahkan menempati ururtan kedua. Sementara, di Kalimantan Timur sendiri produksinya sebanyak 82,2 juta ton.