KabarUang.com, Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) adalah salah satu perusahaan yang terdampak pandemi. Hal ini terbukti dengan menurunnya volume penjualan dan produksi emiten pertambangan ini pada kuartal III 2020.
Chief Economist and Vice President Investor Relations Bumi Resources, Achmad Reza Widjaja mengatakan bahwa volume penjualan BUMI di kuartal ketiga ini sebesar 60 juta won atau menurun sebanyak 5% dari realisasi penjualan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 63,1 juta ton.
Jika dirinci, volume penjualan BUMI ini hingga kuartal ketiga didominasi oleh penjualan anak usaha PT Kaltim Prima Coal (KPC) yakni 44,4 juta ton. Sisanya disumbang oleh PT Arutmin Indonesia yang jumlahnya sebesar 15,7 juta ton.
Ilustrasi via kampungpasarmodal.com
Di sisi lain, batubara yang ditambang BUMI turut mengalami penurunan akibat pandemi. Hingga akhir kuartal ketiga 2020, jumlah produksi BUMI sebesar 60,7 juta ton atau menurun 3% dari realisasi produksi pada tahun sebelumnya yakni 62,8 juta ton.
Penjualan BUMI mengalami penurunan karena beberapa faktor
KPC sendiri memproduksi 44,4 juta ton sementara Arutmin memproduksi 16,2 juta ton batubara. Realisasi pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal BUMI ini dinyatatakan turun tipis 0,3% menjadi 480,5 juta bank cubic meter (bcm).
Hingga pada kahir tahun, emiten Group Bakrie ini menargetkan bisa memproduksi 82 juta ton hingga 85 juta ton hingga akhir tahun. Bersamaan dengan ini, realisasi harga jual rata-rata atau average seliing price (ASP) BUMI menurun di kuartal ketiga 2020 dari US$52,5 per ton menjadi US$ 45,3 person.
Namun, di sisi lain, biaya produksi BUMI di kuartal ketiga ini masih bisa terkendali. Biaya produksi per ton BUMI berada di angka US$ 31,8 per ton atau turun dari biaya produksi di kuartal ketiga 2019 yakni US$ 34,2 per ton.
Manajemen BUMI memaprkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya produksi. Hal itu curaht hujan di wilayah Sangatta serta harga diesel industri (Indonesian Industrial Diesel Oil Prices). Hasilnya, pendapatan Bumi Resources turun hingga 21,81% secara tahunan menjadi US$ 587,89 juta untuk periode Januari hingga September 2020.
BUMI sendiri membukukan kerugian sebesar US$ 137,25 juta pada periode sebulan bulan paertama pandemi ini. Padahal, periode Januari hingga September yang lalu perseroan masih mencatatkan laba bersih hingga US$ 76,07 juta.