KabarUang.com, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk mengatakan adanya pengurangan transaksi fisik akibat penerapan pembatasan sosial di sejumlah daerah. Hal ini pun berpengaruh terhadap layanan non tunai seperti metode QRIS yang meningkat signifikan.
Ilustrasi via asintoday.com
“Perseroan mencatat transaks nasabah melalui QRIS pada bulan September 2020, sebesar Rp 49 miliar atau naik sebesar 11% dari bulan sebelumnya. Sehingga secara YTD September 2020 menjadi Rp 193 miliar,” ungkap Direktur BCA, Santoso Liem.
Dia mengatakan bahwa transaksi nontunai menggunakan QRIS ini mengalami peningkatan yang signifikan setiap bulan. Faktor utamanya karena awereness masyarakat di tengah pandemi ketika menggunakan transaksi nontunai.
Selain itu juga, BCA terus melakukan edukasi mengenai QRIS. Hal ini karena transaksi via standar baku bakk sentral itu selain lebih efisien juga memenuhi kebutuhan masyarakat di masa pandemi.
“Di tahun 2021, kami akan memperluas lagi penerimaan QRIS di merchant serta meneruskan edukasi ke nasabag agar implementasi pembayaran metode QRIS ini dapat berjalan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaski pembayaran,” jelas Santoso, dilansir kontan.co.id.
Faktor pendorong transaksi QRIS
Di bank lainnya, transaksi QRIS pun mengalami kenaikan misalnya saja seperti Bank Indonesia, Bank Mandiri, Bank BTN mengalami peningkatan transaksi QRIS. Peningkatan transaksi dengan QRIS pun terjadi karena beberapa faktor pendorongnya.
Seperti yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayran Indonesia (ASPI) Djamin Nainggolan. QRIS bisa meningkatkan ekspansi pembayaran serta meningkatkan transaksi digital bagi UMKM. Hal ini karena EDC sendiri masih cocok untuk peritel modern maupun toko dengan penjualan besar.
“Per September , secara transaksi memang ada penurunan dari Maret, saat PSBB dilakukan, namun di September sudah baik. Sekarang dengan dicabutnya PSBB, mudah-mudahan bisa memecahkan rekor,” ungkap juga.
Sementara, berdasarkan data ASPI, pada Semtember 2020 ini volume transaksi QRIS melebihi 10 juta tarnsaksi. Angka ini sudah dinyatakan meningkat sepanjang Juni 2020 masih sekitar 8 juta transaksi. Namun, masih tertinggal transaksi di bulan Maret yang hampir mencapai 10 juta kali.
“Meski secara jumlah transaksi lemah, tapi amount (nilai transaksi) lebih tinggi. Artinya pengguna lebih nyaman menggunakan QRIS untuk ticket size yang lebih tinggi,” tutupnya.