KabarUang.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) optimis jika pemulihan ekonomi ini akan terus berlanjut hingga tahun depan sehingga perekonomian bisa pulih kembali.
Gubernur BI Perry Wrjiyo mengatakan ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan untuk membantu pemulihan ekonomi.
“Ada kondisi prasyarat, yaitu vaksinasi, disiplin protokol kesehatan, juga didorong dengan lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Perry pada Pertemuan Tahunan BI, Kamis (3/12).
Ilustrasi via investislan.com
Perry mengatakan lima kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang dimaksud yakni pembukaan secara bertahap sektor yang produktif dan aman. Pembukaan 6 sektor terbesar yang memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Misalnya seperti sektor makanan dan minuman, tanaman perkebunan, industri kimia, kehutanan, tanaman hortikultura dan pertambangan bijih logam.
Selanjutnya, disusul dengan pembukaan 15 sektor prioritas kedua. Diantaranya yakni pengelohan tembakau, tanaman pangan, peternakan, real estate, komunikasi, industri TPT, industri barang dari logam dan industri logam dasar.
Sektor yang jadi prioritas dalam membangkitkan ekonomi nasional
“Kedua sektor prioritas tersebut menyumbang hampir 40% PDB. Vaksinasi dapat diprioritaskan pada sektor-sektor ini dan disiplin protokol kesehatan juga tetap perlu,” jelas Perry.
Kebijakan kedua ini dapat mempercepat realisasi stimulus fiskal. Pemerintah sendiri mematok defisit fiskal sebesar 5,87% dari PDB di tahun depan. Perry optimis bahwa stimulus fiskal ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya, peningkatan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha untuk mengatasi credit crunch. Pihaknya optimis bahwa pertumbuhan kredit di tahun dean mampu berada di kisaran 7%.
Keempat yakni stimulus moneter dan makroprudensial dimana Bank sentral memegang peranan ini. Perry mengatakan bahwa BI akan tetap hadir dengan stimulus moneter dan makroprudensial yang akomodatif juga digitalisasi sistem pembayaran dan pendalaman pasar uang, serta penguatan ekonomi syariah dan UMKM.
Terakhir, kebijakan kelima yakni menciptakan iklim yang ramah dengan digitalisasi ekonomi dan keuangan khususnya bagi UMKM.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemilah yang berperan dalam meningkatkan ekonomi nasional.
“Dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian berhasil menggerakan konsumsi masyarakat dan investasi swasta,” ungkapnya.