KabarUang.com, Jakarta – Kepala Badan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sidharta Utama menyampaikan bahwa Kemendag bersama kementerian/lembaga lain berupaya untuk mendukung e-commerce terus berkembang di Indonesia.
Sidharta mengatakan bahwa pertumbuhan e-commerce dalam kurun waktu ini terus mengalami peningkatan. Bahkan pertumbuhan ini diprediksi terus meningkat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Dirinya menyeutkan bahwa pengembangan e-commerce ini membutuhkan banyak investasi. Untuk itu, pemerintah mengajak investor untuk membantu pengembangan e-commerce.
Ilustrasi via paymil.com
“Karena memang pertumbuhan dari e-commerce tertinggi dan perlu dana investasi sangat besar, tentunya disini dari aspek pembiayaan kami juga turut membuka adanya investasi di sektor e-commerce ini termasuk juga pendanaan dari luar negeri,” ungkap Sidharta pada acara webinar bertajuk Outlook Festival 2021 : Bangkit dari Pandemi dan Resesi.
E-commerce diperkirakan akan terus tumbuh
Meski begitu, pertumbuhan diprediksi masih bisa meningkat, Sidharta mengatakan adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 Tahun 2019 tentang perdagangan melalui sistem elektronik dan Peraturan menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik mampu memberikan perlindungan terhadap konsumen serta menciptakan persaingan usaha yang sehat.
“Tentunya kita perlu memastikan peraturan ini dapat diimplementasikan dengan baik,” paparnya.
Bukan hanya itu, beleid ini juga memberikan ruang kepada pemerintah untuk melakukan pembinaan UMKM. Diantaranya untuk mempromosikan dan mendorong penggunaan e-commerce oleh UMKM.
“Serta meningkatkan daya saing pelaku usaha dalam negeri dalam perdagangan memalui sistem elektronik,” lanjutnya.
Lebih lanjut lagi, Sidharta mengatakan bahwa salah satu upaya pemerintah ini membantu pengembangan UMKM dengan ajang bangga buatan Indonesia yang diluncurkan sejak 14 Mei lalu.
“Sejak diluncurkan terdapat tambahan 3,2 juta UMKM yang tadinya hanya offline sekarang sudah mau perdagangan secara online sampai 15 November 2020,” jelasnya,
Sleanjutnya, untuk mendorong UMKM, Kemendag juga sudah menghasilkan 580 tenaga fasilitator edukasi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Fasilitator edukasi ini mendapatkan pelatihan dari praktisi e-commerce terkait pengembangan pasar digital.
Pihaknya berharap setelah mendapatkan pelatihan ini, mereka mampu melakukan pendampingan pengembangan UMKM di wilayahnya masing-masing.
“Ini bekerjasama dengan pemerintah daerah. Dan diharapkan mereka akan melakukan pelatihan di daerah masing-masing sehingga makin banyak pelaku UMKM masuk e-commerce,” tutupnya.