KabarUang.com, Jakarta – Ekonom Center of Reforn on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan pengurangan libur akhir tahun tidak memiliki dampak yang bersar terhadap perekonomian Indonesia di kuartal IV.
Ilustrasi via beritasatu.com
“Penghapusan hari libur hanya tiga hari tidak akan terlalu berkontribusi banyak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2020, justru yang penting bagaimana memaksimalkan belanja pemerintah,” ungkapnya dilansir kontan.co.id, Jumat (4/12).
Pihaknya menilai bahwa pemerintah seharusnya memaksmalkan belanja pemerintah untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV. Misalnya dengan meningkatkan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pemangkasan hari libur tidak berdampak banyak pada perekonomian
Jika pertumbuhan ekonomi ini bisa dimaksimalkan, Yusuf yakin pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 bisa lebih baik dibandingkan dengan kuartal III-2020.
“Kalau sampai level positif saya kira belum, masih akan berada di level positif saya kira belum, masih akan berada di level negatif, mungkin di kisaran minus 1% sampai dengan minus 1,5% di kuartal IV,” lanjutnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa opla konsumsi saat libur akhir tahun ini bisa jadi meningkat. Namun, peningkatan itu tidak akan sebanyak ketika masa Ramadhan atau Hari Raya.
“Secara historis seringkali ada semacam peningkatan transaksi ekonomi di akhir tahun di Desember, karena disukung libur natal dan tahun baru, saya kira pola yang sama mungkin akan terjadi di akhir tahun ini tetapi memang pola itu tidak setinggi ketika lebaran, ramadhan, apalagi kalau dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.
Namun, di sisi lain, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai bahw apemangkasan libur akhir tahun ini diperkirakan akan menghambat pemulihan ekonomi terutama dari sisi konsumsi. Hambatan ini terjadi dikarenakan masyarakat menunda perjalanan liburannya.
“Sehingga tingkat konsumsi dari kelas masyarakat ini cenderung melambat. Hal ini kemudian berdampak pula pada penerimaan dari sektor akomodasi dan restoran,” ungkapnya.
Lebih jauh, dirinya menyampaikan meskipun pemangkasan libur ini berpengaruh terhadap ekonomi namun ini baik untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Hal ini pun akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
“Secara keseluruhan akan cenderung sedikit lebih dalam dibanding perkiraan pemerintah,” tutupnya.