KabarUang.com, Jakarta – Kinerja PT Champion Pacific Indonesia Tbk diproyksi akan menurun tahun ini. Emiten kemasan berkode saham IGAR ini memprediksi realisasi kinerja kerja turun sekitar 3% dibandingkan realisasi kinerja tahun lalu.
Ilustrasi via champion.co.id
Presiden Direktur PT Champion Pacific Indonesia Tbk, Antonius Muhartoyo mengatakan bahwa permintaan kemasan dari industri farmasi mulai lesu di kuartal kedua.
“Menurut informasi, memang belanja pemerintah untuk BPJS juga menurun,” ungkap Antonius, dilansir kontan.co.id, Senin (7/12).
Permintaan kemasan yang lesu ini terlihat pada kinerja perusahaan di sembilan bulan pertama 2020. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, penjualan kemasan perusahaan industri farmasi mengalami penurunan 0,75% secara tahunan. Mulanya yakni Rp 521.98 miliarm namun pada Januari hingga September 2019 menjadi Rp 518,04 miliar di sepanjang Januari hingga September 2020.
Penjualan profuk farmasi maupun non farmasi mengalami penyusutan
Kemasan untuk industri non farmasi pun mengalami hal sama. Penjualan perusahaan ini menyusut lebih dalam, yakni 15,80% yiy dari Rp 88,57 miliar pada Januarai hingga September 2019 menjadi Rp 74,57 miliar.
Alhasil, penjualan bersihnya menurun sebanyak 2,93% yoy menjadi Rp 593,61 miliar pada waktu itu, realisasi penjualan bersih IGAR mencapai Rp 610,55 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Dari angka ini, tercatat bahwa penjualan bersihnya, IGAR mengantongi laba periode bagian yang dapat didiskusikan kepada pemilik entitas indusk mendapat laba sebesar Rp 35,69 miliar sepanjang tahun. Sementara, untuk perolehan laba Januari hingga September tahun ini, angka ini akan menurun 3,19% dibandingkan dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 36,87 miliar tahun ini.
Antonius mencatat bahwa perintaan kemasan dari sketor pertanian ini meningkat seiring beragam inovatifnya program-program pemerintah untuk memajukan sektor pertanian. Hal ini menguntungkan pihak IGAR sebab melakukan penjualan kemasan fleksibel ke pelaku usaha pertanian untuk produk benih dan pupuk.
Namun, di sisi lain, kenaikan permintaan kemasan dari sektor pertanian ini belum mampu mendongkrak pertumbuhan kinerja. Pasalnya, permintaan kemasan dari industri farmasai saat ini memiliki omset paling lesu.
“Memang biasanya di akhir tahun sales menurun, karena semua indsutri farmasi akan tutup buku, mereka mengurangi belanja, melakukan persiapan stock opname, dan lain-lain,” paparnya.