KabarUang.com, Jakara – PT Pertamina (Persero) membuktikan dukungannya terhadap proses transisi energi dari berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Hal ini diwujudkan dengan cara investasi senilai 18 miliar.
CEO Pertamina Subholding Power and New Renewable Energy (NRE) Heru Setiawan mengatakan bahwa saat ini negara-negara di sunia sedang bergerak menuju pemanfaatan energi yang bersih.
“Tren global sekarang ini adalah masyarakat mempunya pilihan untuk beralih dari mengondumsi energu berbasis fosil ke energi sesuai keinginan yakni energi bersih termasuk listrik,” jelas Heru.
Ilustrasi via marketers.com
Heru menyampaikan, jika dilihat berdasarkan rencana jangka panjang, Pertamina memprediksikan bahwa kebutuhan pendanaan energi mencapai US$ 18 miliar. Pendanaannya bukan hanya dari internal, namun berasal dari eksternap seperti project financing, green bond, ecofinancing dan equity dengan mengundang mitra.
Faktor pemicu percepatan energi terbarukan
Heru menambahkan, saat ini ada beberapa faktor yang memicu perputaran proses transisi energi ini. Pertama yakni pandemi Covid-19 yang membuat pengembangan EBT ini mendapatkan perhatian lebih.
Faktor lainnya yakni penurunan produksi migas nasional, isu lingkungan, neraca perdagangan, adanya peralihan pemanfaatan listrik misalnya untuk kendaraan dan juga kompor hingga sumber EBT di Indonesia yang sangat melimpah.
“Faktor-faktor itulah yang mendorong pertamina mempercepat transisi energi. Jadi, transisi energi ini didorong dari aspek suplai maupun demand-nya,” lanjutnya.
Pertamina sudah melakukan insiatif transisi energi dengan mengambangkan energi baru terbarukan dengan target total setara 15,5 giga watt (GW) di usianya yang ke-63. Selain itu, beberapa proyek yang sudah berjalan diantaranya yakni proyek pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW, Proyek pembakit panas bumi, own operation dengan kapasitas 672 Megawatt (MW) dan joint operation 1.205 MW.
Pertamina juga bekerja sama dengan PTPN Group untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang berkapasitas masing-masing 1 MW. Masing-masingnya bersiap mengembangkan Pembangki Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sei mengkei, Sumatera Utara.
“Saat ini Pertamina juga sedang bersinergi dengan PT PLN dan MIND ID dalam rangka menyiapkan pengembangan baterai kendaraan listrik yang ditargetkan setara dengan kapasitas 5,1 GW,” jelasnya.