KabarUang.com, Jakarta – Pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar tatap muka dikabarkan akan mulai pada Januari 2021 mendatang. Kebijakan ini bisa dikatakan mengandung risiko tinggi akan terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Untuk itu, Dokter Anak Indonesia menanggapi hal ini.
Ilustrasi via hannaaceh.com
Sehubungan dengan kabar pembukaan sekolah yang direncanakan pada Januari 2021, maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang perlu mempersiapkan berbagai hal, diantaranya :
Hal yang perlu diperhatian
- Upaya bersama mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia perlu terus diperjuangkan, baik melalui pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran daring.
- Seluruh pemangku kepentingan, baik orang tua, masyarakat, maupun pemerintah, berkewajiban untuk memenuhi seluruh Hak Asasi sesuai dengan Konvensi Hak Anak Tahun 1990 yaitu hak untuk hidup, hak untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta hak untuk mendapatkan perlindungan.
Untuk itu, pemenuhan perlindungan kesehatan dasar seperti memenuhi nutrisi anak, imunisasi lengkap sesuai dengan usia, kasih sayang, stimulasi perkembangan, keseimbangan aktivitas fisik dan tidur juga perlindungan dari berbagai risiko gangguan keselamatan dan tumbuh kembangnya.
3. Pendidikan disiplin hidup bersih sehat serta penerapan protokol kesehatan dimulai dari rumah sebagai lingkungan terdekat anak, terlepas dari apakah anak menghadiri kegiatan belajat tatap muka atau tidak. Orang tua diharapkan mulai memperknalkan 3 M (mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak) sejak dini.
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan. Seperti yang kita ketahui satu dari sembilan kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia yakni anak usia 0 hingga 18 tahun. Pada tanggal 29 November 2020 data menunjukkan proporsi kematian anak akibat Covid-19 sebesar 3,2%.
Angka itu merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik saat ini. Pasalnya, anak yang bergejala ringan atau tidak bergejala bisa menjadi penyebab penularan kepada orang di sekitarnya. Selain itu, anak pun bisa mengalami gejala Covid-19 yang berat seperti mengalami suatu penyakit peradangan yang hebat dimana peradagan itu disebabkan oleh Covid-19.
Maka dari itu, pembukaan sekolah ini dinilai bisa menjadi klaster terbaru Covid-19 jika pihak yang terlibat mengabaikan protokol kesehatan yang ada.