KabarUang.com, Jakarta – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berupaya untuk membantu dan mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM) bangkit dari masa pandemi. Salah satu caranya dengan mengajak UMKM memanfaatkan platform digital sebagai outle utama penjualan.
Ilustrasi via mco.id
“Sebagai agent of development, kami punya peran dalam pengembangan UMKM. Apalagi UMKM juga merupakan sektor yang terimbas pandemi ini,” ungkap Direktur Jaringan dan Retail Banking, Aquarius Rudianto.
Melalui kanal digital ini, Perseroan mendorong pertumbuhan UMKM semakin meningkat. Aquarius menyampaikan bahwa saat ini transaksi digital perseroan mencapai 1,7 miliar. Sementara, transaksi e-commercenya berhasil mencapai 146 juta hingga Oktober 2020. Kanal digital ini juga diharapkan bisa dmanfaarkan untuk para pelaku usaha, salah satunya untuk mengajukan kredit secara daring.
“Kalau mau pinjam Rp 100 juta, di Bank Mandiri dalam waktu maksimal 15 menit bisa sampai cair,” ungkapnya saat webinae Digital Marketing : Strategi Mendapatkan Konsumen dan Meningkatkan Penjualan, Jumat (20/11).
Mandiri Dagang Untung
Terlebih saat ini Bank Mandiri memiliki Mandiri Dagang Untung (MDU). MDU ini adalah program pengumpulan poin dari transaksi dan penempatan dana yang daoat ditukarkan dengan hadiah langsung, dimana mekanismenya secara lelang atau mekanisme lain yang ditetapkan bagi kluster pe-Dagang Bank Mandiri.
Pada kesmepatan ini pula, Ndorokakung, seorang digital creator mengatakan bahwa platform media sosial kini bisa dimanfaatkan sebagai lahan promosi dagang UMKM. Pasalnya media sosial ini merupakan sumber informasi utama bagi masyarakat kini sehingga bisa dimanfaatkan oleh para UMKM. Meski begitu, perlu adanya strategi yang dilakukan untuk memasarkan produk melalui sosial media.
“Yang pertama adalah menetapkan tujuan, mau brand awereness, mau meningkatkan sales atau mencari lead atau apa. Kemudian KPI-nya apa, apakah mau meningkatkan trafict ke web, apakah lead atau sales, dan seterusnya,” ungkap Ndorokakung.
Selanjutnya, dalam menetapkan strategi, UMKM perlu menetukan target pasar. Mulai dari kalangan mana, jenis kelamin apa, di perkotaan atau pedesaan. Hal ini akan menentukan konten apa yang cocok sesuai dengan targetnya.
“Apakah brand cock menggunakan Tiktok misalnya, kita tahu Tiktok banyak digunakan anak muda, gen Z. Kedua konten mudah diakses, makin mudah diakses dan mudah disebarkan akan meningkatkan engagement,” jelasnya.