KabarUang.com, Jakarta – Joe Biden resmi terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Kabar ini disambut baik oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (9/11). Pihaknya berharap bisa segera bekerja sama dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Ilustrasi via google
Dilansir Reuters, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pendanaan WHO harus menjadi lebih fleskibel. Selain itu juga bisa diprediksi untuk mengakhiri “ketidaksesuaian besar” yang terjadi antara ekspektasi dan sumber daya yang tersedia.
“Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kami yakin bahwa kami berada di jalur yang benar,” ungkap Tedors di hadapan para menteri kesehatan saat pertemuan tahunan WHO.
Biden memutuskan keputusan Trump
Presiden AS sebelumnya, Donal Trump sudah membekukan pendanaan AS ke WHO dan menarik diri dari badan WHO pada Juli. Langkah Trump ini mendapatkan kritik dari banyak kalangan luas. Pasalnya saat ini sedang krisis Covid-19. Trump bahkan menuduh WHO sebagai “China-sentris” dalam penanganan pandemi.
Berbeda dengan Joe Biden, yang membentuk satuan tugas virus Corona nasional pada Senin lalu. Dirinya mengatakan dia akan membatalkan keputusan Trump untuk meninggalkan WHO pada hari pertamanya menjabat.
Pihak Tedros mendesak komunis Internasional untuk mencapai kembali tujuan bersama. “Dalam semangat itu kami mengucapkan selama kepada Presiden teripilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan itu dengan erat,” paparnya.
“Kita perlu menata ulang kepemimpinan, membangun rasa saling percaya dan akuntabilitas untuk mengakhiri pandemi dan mengatasi ketidaksetaraan mendasar yang menjadi akar dari begitu banyaknya masalah di dunia,” lanjutnya.
Pekan depan adalah waktu pendanaan yang “dapat diprediksi dan fleksibel” serta menyiapkan sistem multi-level untuk memperingatkan negara-negara lebih awan tentang wabah penyakit sebelum adanya peningkatan. Menteri Kesehatan Kerman Span, berbicara atas nema Uni Eropa mengatakan bahwa WHO membutuhkan pembiayaan yang stabil dan flesibel.
“Uni Eropa siap mengambil peran utama dalam proses penguatan WHO dan telah meluncurkan proses inklusif untuk membahas gagasan tentang reformasi,” ungkap Spahn.