KabarUang.com, Jakarta – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) berencana melakukan pembatsan SMS penawaran yang sering muncul di handphone. Pihaknya berencana memperketat waktu serta jumlah SMS promosi yang bisa diberikan penyelenggara jasa telekomunikasi kepada pelanggan.
Ilustrasi via google.com
Rencana ini menuai beberapa komentar, termasuk dari operator seluler. Pihaknya mengklaim sudah menerapkan sistem yang ketat dan wajar dalam memberikan SMS promo.
Wakil Presiden Direktur PT Hutchson 3 Indonesia, Danny Buldansyah mempertanyakan apa tujuan BRTI membatasi SMS penawaran dari operator untuk pelanggan. Dia berpendapat bahwa pembatasan yang diterapkan atas dasar banyaknya keluhan, bukanlah hal yang tepat.
Hal ini karena seluruh aktivitas pemasaran dan penawaran yang dilakukan perusahaan, bukan hanya operator seluler, pastilah menuai keluhan dari masyarakat, yang salah satunya adalah pelanggan.
“Kita misalnya nasabag bank dihubungi terus oleh bank karena ada promo ini dan itu, bahkan bank lebih parah sampai menelepon,” ungkapnya dilansir bisnis.com, Minggu (1/11).
Solusi yang ditawarkan Tri untuk mengatasi pembatasan SMS penawaran
Danny pun mengatakan cara untuk mengatasi permasalahan SMS penawaran itu bisa dilakukan secara mandiri oleh pelanggan. Dimana pelanggan dapat melakukan pemblokiran secara mandiri agar tidak diberi SMS penawaran lagi.
Bukan hanya itu, Danny juga menuturkan bahwa saat ini persaingan antara provider sangatlah ketat. Sehingga, bisa saja pelanggan merasa tidak nyaman dengan adanya SMS penawaran dan memutuskan untuk beralih ke provider lain.
“Pelanggan bisa complaint ke operator, atau dituntut operatornya atau ganti ke operator lain. Mudah mengatasi permasalahan tersebut,” jelasnya.
Pihaknya juga mengklaim bahwa aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh Tri masih dalam batas wajar. Dia juga menghindari pemberian SMS promo pada jam-jam istirahat pelanggan atau tengah malam.
Danny menegaskan bahwa SMS penawaran itu salah satu cara operator seluler menjalin hubungan dengan pelanggannya. Untuk itu, jika ada pelanggan tidak nyaman dengan cara ini, pelanggan bisa mengajukan keluhan kepada operator.
“Kenapa hanya SMS dari operator? Kenapa tidak SMS penipuan, SMS long number yang perlu dicarikan solusinya?” tanyanya.