KabarUang.com, Jakarta – Ekspor industri dinilai menjadi kunci pabrik semen yang terpukul pandmi. Meningkatnya permintaan semen dan terak (clinker) dari China ini adalah faktor pendorongnya.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata volume ekspor pabrikan clinker nasional hingga Oktober 2020 mengalami kenaikan 13 persen menjadi 6,07 juta ton. Total ekspor semen dan klinker industri ini menembus level 1 juta ton meskipun laju pertumbuhannya melambat.
Ilustrasi via mediaindonesia
“Realisasi ekspor semen dan klinker tahun ini bisa sampai 9,5 juta ton. Kami harapkan tahun depan bisa meningkat dari 9,5 juta ton jadi 12 juta ton,” ungkap Ketua Umum ASI Widodo Santoso, Kamis (12/11).
Ini menunjukkan kinerja ekspor sepanjang 2020 ditargetkan tumbuh 48,4 persen dari realisasi 2019 sebanyak 6,5 juta ton. Namun, kinerja ekspor pabrikan semen selama 10 bulan terakhir membuat volume produksi berada di level 58,7 juta ton atau minus 4,79 persen.
Angka ini dikatakan sudah membaik mengingat konsumsi semen di dalam negeri selama Januari hingga Oktober merosot 7,05 persen. Widodo memprediksi bahwa konsumsi semen di dalam negeri ini akan terkoreksi sekitar 8 hingga 10 persen di tahun 2020.
Kinerja ekspor PT Semen Indonesia
Kinerja ekspor yang melonjak membuat Widodo optimis koreksi total volume produksi sepanjang 2020 berada di kisaran 4 hingga 5 persen. ASI mendata China mendominasi permintaan semen lokal di pasar ekspor dengan nilai kontribusi 40%. Sementara, Bangladesh berapa di belakang Negeri Panda dengan kontribusi 30%. Peringkat ketiga di duduki oleh Australia dengan nilai kontribusi 12 persen.
Produk ekspor inipun ditunjang oleh pabrikan di Pulau Jawa dengan total ekspor 53,77 persen. Seperti yang kita ketahui ada 11 pabrikan semen di Pulau Jawa yang dimiliki oleh PT Semen Indonesia. Diantaranya yakni PT Solusi Bangun Indonesia, PT Sinar Rembang Archalestari, PT Jui Shin Indonesia, PT Semen Jawa, dan PT Tunggal Prakarsa.
Di sisi lain, konsumsi semen di Pulau Sumatera pun cukup berkontribusi sebesar 20,17 persen dari total ekspor Januari hingga Oktober 2020. Jika dihitung dalam berat kontribusinya mencapai 1,22 juta ton.
Namun, hanya ada tiga pabrikan semen di Pulau Sulawesi. Diantarnya yakni PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa dan PT Conch Cement Indonesia.