KabarUang.com, Jakarta – Ekonom yakin ekonomi Indonesia bisa segera pulih dari resesi yang terjadi di kuartal III-2020 akibat pandemi ini. Pada kuartal IV-2020 ini ekonomi Indonesia ini diyakini akan tumbuh positif dimana pertumbuhan ekonominya minimal 5%.
Ilustrasi via blogspot.com
Peneliti Senior Bidang Ekonomi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero mengatakan bahwa ekonomi Indonesia diyakini akan tumbuh positif pada kuartal IV. Untuk itu dia yakin pertumbuhan ekonomi ini memberikan proyeksi yang lebih optimis pada 2021.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca resesi ini adalah sesuatu yang wajar. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi ini dihitung berdasarkan pertumbuhan yang terjadi di tahun sebelumnya.
“Karena tahun 2020 pertumbuhan ekonomi empat turun dalam, maka tahun 2021 akan menjad lebih mudah untuk bertumbuha lebih tinggi. Ini juga akan dialami oleh semua negara yang bisa bangkit kembali setelah terkena resesi pada tahun ini,” ungkap Poltak dilansir kontan.co.id.
Menurutnya, pertumbuhan lambat di kuartal II-2020 itu terjadi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta dan berbagai kota lainnya. Bahkan, memasuki kuartal III-2020 itu pertumbuhan ekonomi masih terlihat negatif. Namun, keadaannya sudah jauh membaik karena masyarakat sudah bisa beradaptasi dengan new normal.
Tahun depan ekonomi Indonesia bisa pulih
Untuk proyeksi tahun depan, dirinya mengatakan bahwa itu tergantung pada pemulihan aktivitas umum masyarakat yang sempat terhambat oleh pandemi. Dirinya melihat belanja pemerintah ini masih akan menjadi faktor pendorong utama di awal kuartal 2021. Bukan hanya itu, konsumsi swasta pun akan menjadi faktor lainnya sebagai motor pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III 2021.
“Akan jauh leih baik lagi bila vaksinasi Covid-19 sudah dapat terlaksana sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal seperti sebelum pandemi,” lanjutnya.
Dirinya menjelaskan bahwa di kuartal III ini ekonomi Indonesia masih terkontraksi sebesar -3,49%. Namun, dia meyakini ini lebih baik dibandingkan puncak tekanan ekonomi yang terjadi di kuartal II-2020 sebesar -5,34%. Kondisi inilah yang membuat kita melupakan sinyak positif itu.
“Ke depan kami melihat pertumbuhan ekonomi terus akan meningkat dengan tahapan perbaikan yang akan ditentukan dengan pengendalian pandemi. Saat ini, sektor rumah tangga dan dunia usaha terlihat masih sangat berlari-lari dalam beraktivitas ekonomi,” ungkapnya.