KabarUang.com, Jakarta – Saat ini ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kontraksi pada kuartal III/2020 dengan angka pertumbuhan -1,08 persen (yoy). Angka ini bisa dikatakan lebih baik meski tidak jauh dari kuartal sebelumnya yakni -3,87 persen.
Ilustrasi via google
Kepala Badan Pusat statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah mengatakan bahwa perbaikan ekomo Sulsel ini didorong oleh tiga jenis lapangan usaha yang berkontribusi paling tinggi untuk perekonomian Sulsel. Ketiga lapangan usaha itu diantaranya yakni, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga pengadaan air, pengelolaan limbah dan daur ulang.
Ketiganya menyumbangkan masing-masing angka pertumbuhan yang berbeda. Informasi dan komunikasi 12,20 persen, kesehatan dan kegiatan sosial 7,58 persen, dan pengadaai air, pengelolaan sampah limbah dan daur ulang tumbuh dengan angka 7,34 persen.
“Meski masih pada tataran kontraksi ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi Sulsesl juga didongkrak dengan adanya relaksasi ekonomi pada kuartal III/2020,” jelasnya, Minggu (8/11).
Jika dilihat berdasarkan sumber pertumbuhan, ketiganya mengalami pergerakan yang positif pada periode yang sama. Sumber pertumbuhan paling tinggi berasal dari lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 0,83 persen.
Ekonomi Sulsel mulai pulih
Selanjutnya, diikuti oleh jasa pendidikan sebesar 0,25 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,15 persen. Untuk kategori transportasi dan pergudangan, tercatat menjadi lapangan usaha yang paling dominan terhadap kontraksi ekonomi Sulsel.
Kepala Divisi Implementasi KEKDA Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulses Edwin Permadi yang mengatakan bahwa ekonomi Sulses pada kuartal ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan pihaknya.
“Bank Indonesia menangkap adanya peningkatan kegiatan usaha. Dari sisi permintaan, konsumsi juga membaik meski masih tumbuh negatif,” jelasnya.
Survey itu juga mengatakan bahwa mobilitas masyarakat sudah memperlihatkan kondisi pemulihan ke arah periode sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Umumnya, kondisi ekonomi pada kuartal III/2020 diakuinya memang belum optimal.
Edwin menyampaikan, ternyata belanja pemerintah pun masih belum tereliasikan secara maksimal. Sementara, realisasi APBN pada kuartal III/2020 kontraksi sebesar 10,87 persen (yoy). Di sisi lain, dirinya mengatakan kinerja ekspor yang masih menahan perbaikan kinerja kerjanya.
“Tapi kita tetap optimis secara perlahan ekonomi Sulsel akan lebih membaik pada kuartal selanjutnya,” tutupnya.