
KabarUang.com, Jakarta – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) meluncurkan produk barunya di tengah pandemi ini. Sebelumnya, perusahaan itu sudah meluncurkan produk pada Agustus dengan merek Garuda Potato kini Garudafood kembali mengeluarkan produk non-kacang yaitu Garuda O’Corn.
Produk ini hasil dari inovasi open collaboration menggandeng partner global yang telah sukses mengembangkan merek Bugles. Produk Garuda Potato dan Garuda O’Corn ini merupakan produk pertama dari extend brand Garuda ke kategori non peanut.
“Hal ini sejalan dengan strategi bisnis dan pertumbuhan GOOD ke depannya yaitu dengan terus melakukan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan penjualan baik melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru,” ungkap Ferry Haryanto Direktur Marketing Garudafood, dilansir kontan.co.id, Senin (5/10).
Penjualan Garudafood berharap meningkat
Pihaknya juga mengatakan bahwa Garudafood optimis dengan peluncuran produk baru ini. Garudafood juga mengatakan bahwa pihaknya akan selalu terbuka untuk melakukan kolaborasi usaha dengan pihak yang lain seperti dengan Barry Callebaut (2016), Falcon (2019) dan juga Hormel Food Asia Pacific (2019-selai Skippy).
Ferry pun yakin bahwa industri makanan dan minuman ini akan mampu untuk pulih kembali saat pandemi. Dengan adanya inovasi baru ini, pihaknya berharap mereka dapat mearnai pasar domestik serta menjaga kinerja penjualan produk-produk Garudafood sepanjang tahun 2020 ini.
Hingga semester I ini, Garudafood sudah mencatat merilis produk baru pada 3 kategori yang berbeda. Pertama yakni Gery Salut Malkist Sandwich di kategori biskuit; Chocolatos Milk Drink dalam kemasan Tetra Pak yang menambah portofolio produk kategori dairy Garudafood serta Garuda Potato dan Garuda O’Corn dalam kategori snack.
Sebelumnya, kinerja PT Garudafood ini kurang menggembirakan di semester pertama. Di mana labanya hanya Rp 218,22 miliar. Menurunnya laba bersih ini terjadi karena penjualan yang menurun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih pada Januari hingga Juni 2020 ini hanya Rp 3,91 triliun atau menurun 8,37% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 4,27 triliun.
Penurunan laba bersih ini dipicu oleh turunnya penjualan segmen makanan ringan dan minuman. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan ini, penjualan segmen makanan ringan turun 8,85% secara tahunan.