KabarUang.com, Jakarta – Raditya Dikam seorang penulis sekaligus konten kreator meyakini bahwa membangun sebuah merek (branding) adalah salah stau ondasi agar bisa bertahan di dunia siniar (podcast).
Radit mengatakan bahwa salah satu cara membangun personal branding adalah dengan menjadi sosok yang memiliki keunikan tersendiri.
Ilustrasi via Idntimes.com
“Ada hampir 1 juta podcast di dunia, anda bukan satu-satunya sehingga kamu perlu jadi yang paling beda dan punya keunikan. Ini yang membuat kita dicari oleh pendengar, kita akan lebih mudah dikenal,” ungkapnya lewat agenda kelas podcast siberkreasi, Minggu (6/9) dilansir bisnis.com.
Pria yang akrab disapa Radit itu menyeutkan bahwa ada beberapa prinsip dalam membangun sebuah merek agar menarik minat penggemar. Pertama yakni Radit mengatakan para podcaster harus menentukan siapa yang akan menjadi penikmat podcastnya. Anda bisa memetakan usia dan jenis kelamin, pendidikan, gaya hidup dan lainnya.
“Penting untuk membayangkan siapa yang akan mendengarkan podcast. Hal ini karena akan membantu dalam membangun persona penikmat karyamu,” jelasnya.
Kedua yakni Anda perlu memahami seperti apa sebuah podcast Anda ingin dikenali serta tentukan gaya dan pembawaan seperti apa yang akan ditonjolkan. “Apakah dibawakan secara lucu, serius, sopan dan lainnya. Tidak masalah mau bahas apa, tetapi penting mengetahui cara ngomonginnya (pembawaannya) dari podcast kalian,” paparnya.
Saran dari Radit
Radit berpesan agar seorang penyiar tidak menebak bagaimana membuat podcast yang baik. Dia mengatakan hal itu justru membuat sebuah produk menjadi monoton atau tidak memiliki nilai pembeda. “Carilah yang dekat dengan diri kita, podcast saya sendiri adalah (produk) keresahan yang ingin saya kulik dan dekat dengan diri sendiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa penting untuk penyiar menemukan suara podcast. Maksudnya kita menentukan sapaan untuk pendengar, gaya bahasa, gaya canda, dan kata-kata yang khas untuk membangun branding pada diri sendiri.
Radit juga mengatakan bahwa branding tidak luput dari promosi. “Saya menganggap konten harus punya payung, manfaatkan setiap karakteristik platform media sosial, seperti Facebook dan Instagram yang memberi vidual menarik dan mengirim tautan langsung ke podcast, Twitter bisa untuk memberikan cuplikan dan kutipan,” jelasnya.