KabarUang.com, Jakarta – Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan memiliki cara tersendiri agar penyaluran dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) bisa berjalan sesuai dengan rencana.
Ilustrasi via DataPage
Hingga 16 September ini realisasi anggaran dana PEN yang sudah tersalurkan sebesar Rp 254,4 triliun. Angka ini setara dengan 36,6% dari total angka sejumlah Rp 695,2 triliun. Sri Mulyani mengatakan bahwa tren penyerapan dana PEN ini cukup terkendali. Di mana membaik sejak Juli lalu, terhitung sejak Presiden Joko Widodo meminta Kementerian untuk mengakselerasi penyerapan anggaran di tiap programnya.
Berdasarkan data Kemenkeu, peningkatan yang terjadi yakni Rp 23,05 triliun dari realisasi semester I-2020 hingga akhir Juli. Lalu, akhir Agustus ini anggara PEN yang terserap yakni Rp 63,93 triliun. Selanjutnya pada 16 September 2020 penyerapan dana PEN bertambah sebanyak Rp 42,8 triliun.
Strategi Sri Mulyani dalam Mempercepat dana PEN
“Kita akan terus melakukan monitoring terus menerus, dan memberikan masukan kepada Kementerian dan Lembaga untuk meningkatkan pos-pos yang tidak bergerak sesuai dengan perencanaan. Sehingga dapat membantu seluruh masyarakat dan dunia usaha seperti yang direncanakan,” ungkap Menkeu, Selasa (22/9).
Jika dirinci, realisasi dana PEN pada pertengahan bulan ini tersebar dalam enam program. Pertama yakni, anggaran kesehatan sebesar Rp 18,45 triliun atau sekitar 21,07% dari pagu senilai Rp 87,55 triliun. Kedua, untuk perlindungan sosial sebesar Rp 134,45 triliun atau 65,94% dari pagu Rp 203,91 triliun.
Selanjutnya, untuk dukungan sektoran dan pemerintah daerah (Pemda) sejumlah Rp 20,53 triliun, atau setara dengan 19,36% dari total anggaran sebesar Rp 106,05 triliun. Keempat yakni dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp 58,74 triliun, setara dengan 47,57% dari total anggaran Rp 123,47 triliun.
Kelima yakni untuk insentif usaha dalam bentuk perpajakan senilai Rp 22,23 triliun atau 18,43% dari pagu sejumlah Rp 120,61 triliun. Terakhir yakni untuk pembiayaan korporas meliputi suntikan dana untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, program ini belum terealisasikan dari total pagu Rp 53,57 triliun. Pemerintah mengatakan bahwa akan mencairkan dana ini secepatnya.
Namun, menurut Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Abra Talattov dana PEN ini tidak akan terserap semua hingga akhir tahun.