KabarUang.com, China – China mengklaim bahwa pihaknya mendapatkan ‘pengertian dan dukungan’ dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memulai program penggunaan darurat untuk kandidat vaksin corona (Covid-19). Itulah yang disampaikan oleh pejabat Komisi Kesehatan China.
Ilustrasi via PikiranRakyat
Kabarnya China sudah memberikan vaksin virus corona ekspermental kepada ratusan ribu orang sejak Juli 2020 awal. Program penggunaan darurat ini sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah hina sebelum keamanan dan kemanjurannnya teruji klinis.
Pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China ini mengatakan bahwa kabinet China, Dewan negara sudah menyetujui rencana uji coba klinis ini untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada akhir Juni.
“Setelah persetujuan, kami mengkomunikaskan dan memberi tahu perwakilan terkait dari kantor WHO di China dan memperoleh pemahaman dan dukungan dari WHO,” ungkapnya dilansir kontan.co.id.
Tanggapan WHO mengenai uji coba vaksin
Pihak CNN sudah menghubungi kantor perwakilan WHO di Beijing untuk memberikan tanggapan soal masalah ini. Chna pun menjadi salah satu pemain terbesar dalam perlomaan global untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Saat ini, China sendiri sudah memiliki 11 vaksin yang sudah diuj klinis dan empat sedang dalam uji coba tahap 3.
Secara global, sebenarnya ada 38 vaksin yang sedang di uji coba manusia, sembilan vaksin diantaranya telah mencapai pengujian terakhir. Hal ini seperti yang disampaikan oleh WHO.
Pada bulan lalu, Xheng mengatakan dalam wawancaranya, China sudah menggunakan vaksin virus Covid-19 pada orang-orang dalam profesi ‘berisiko tinggi’ sejak 22 Juli. Diantaranya yakni pekerja yang berisiko terpapar virus, termasuk personel medis di garis depan, personel pencegahan epidemi. Bahkan staf medis di klinik demam dan petugas bea cukai dan perbatasan yang memenuhi syarat untuk menerima uji coba vaksin tersebut.
Vaksin yang belum menyelesaikan uji coba tahap 3 ini akan dikembangkan oleh Biotec, perusahaan China yang dikenal sebagai Sinopharm. Pihaknya juga menyampaikan hasil dari uji coba ini. “Tidak ada satu kasus pun yang menunjukkan efek negatif yang signifikan, juga tidak ada yang terinfeksi,” ungkap Zhou Song sebagai penasihat umum Sinopharm.
Sementara uji coba fase 3 untuk vaksin Sinopharm ini akan dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Peru, Maroko dan juga Argentina. Minggu lalu, UEA menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinopharm untuk pekerja garis depan.