KabarUang.com, Jakarta – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta kembali diterapkan mulai Senin (14/9). Hal ini sejalan dengan jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat di wilayah Ibu Kota. Sejumlah usaha di DKI pun bersiap terdampak dengan kebijakan yang diambil Pemprov itu. Salah satunya sektor properti.
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CYRA) Harun Hajadi mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangkan keputusan yang diambil Gubernur DKI. Padahal, sektor bisnis baru saja mulai bergerak. Di mana pengunjung Mall mulai meningkat dan hunian hotel pun mengalami peningkatan.
Ilustrasi via Ciputra Development
Namun, di pihak lain, dirinya pun mengerti soal keputusan yang diambil oleh pemerintah ini akibat rumah sakit yang ada sudah mendekati kapasitas penuh. Sehingga mau tidak mau, pihaknya akan mengikuti keputusan ini.
“Kami pasti harus mengantisipasi penurunan permintaan selama PSBB, seberapa besar, tergantung seberapa ketat. Tetapi menurut saya PSBB ini dmapaknya akan lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya karena orang sudah lebih terbiasa dengan segala macam online dan banyak sudah tahu cara lain untuk tetap produktif,” ungkapnya dilansir kontan.co.id.
Optimis mengejar target marketing sales
Namun, dia juga tetap akan optimis untuk mencapai target meski PSBB kembali diberlakukan. Adapun target yang pendapatan pra-penjualan CTRA saat ini masih menggunakan angka revisi pertama kali yakn Rp 4,5 triliun. Di mana angka realisasinya pada semester I-2020 sebesar Rp 2 triliun.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa saat ini memang belum ada proyek yang diberhentikan akibat kebijakan ini. CTRA pun akan mengencangkan ikat pinggang dan menempuh cara baru untuk bisa mengakuisisi pelanggan. Diantaranya, mereka akan fokus pada penjualan online, efisiensi serta meningkatkan efektivitas biaya promosi.
“Kami tidak punya rencana khusus, karena bagaimanapun pandemi ini mengakibatkan pembelian properti bukan menjadi kebutuhan utama,” jelas Harun.
Hal serupa dikatan oleh Direktur PT Intiland Development Tbk (DILD) Archied Noto Pradono yang saat ini masih menunggu implementasinya. “Sejauh ini kami masih upayakan untuk mengejar marketing sales, minggu depan kami update,” ungkapnya.
Target marketingnya di tahun ini yakni sebesar Rp 2,5 triliun.