KabarUang.com, Jakarta – Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap toko-toko ritel keramik di Ibu Kota masih bisa beroperasi selama PSBB Jakarta diberlakukan kembali.
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto meyakinkan bahwa aktivitas jual beli di toko ritel keramik tidak akan memicu timbulnya kerumunan orang. Untuk itu, dirinya mengatakan bahwa penutupan toko-toko keramik tidak perlu dilakukan selama masa berlangsung PSBB.
Ilustrasi via Titro.ID
“Selama ini toko-toko tersebut telah menerapkan juga protokol kesehatan seperti wajib penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, tersedianya hand sanitizer dan pembatasan jumlah pelanggan,” ungkapnya dilansir kontan.co.id, Kamis (10/9).
Seperti yang kita ketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hendak menerapkan kembali PSBB di wilayah DKI Jakarta. Hal ini dilakukan demi menekan jumlah kasus Covid-19 yang kian meningkat. Dengan adanya kebijakan PSBB ini, akan ada 11 bidang usaha vital seperti kesehatan, bahan pangan, energi, kebutuhan ogistik, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan lainnya. Keseluruhan aspek ini yang akan kdiperbolehkan tetap berjalan selama masa PSBB.
Selain itu juga, sektor lainnya masih boleh beroperasi namun dengan kapasitas minimal. Sementara, seluruh tempat kegiatan usaha non esensial harus ditutup dan gantinya dengan menerapkakan WFH ( Work From Home) secara penuh.
PSBB berdampak pada penjualan keramik
Dia juga mengatakan bahwa penerapan PSBB di Jakarta ini cukup memberatkan toko ritel keramik. Pasalnya ketika bulan Maret lalu, banyak toko keramik yang harus menutup tokonya. Saat itu, utilisasi produks industri keramik nasional mengalami penurunan. Di mana semula adalag 65% dan setelah produksi menjadi 30%.
Meskipun Edy mengatakan bahwa pabrik keramik memang tidak semua berlokasi di Jakarta, namun PSBB tentunya akan sangat berdampak. Di mana 20% serapan pasar dan utilisasi nasional berasal dari DKI Jakarta. Terkait penerapan PSBB total ini, pelaku industri hanya mampu meningkatkan penjualan lewat ekspor.
Beberapa pasar ekspor seperti Filipina, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Australia masih menjanjikan untuk digarap. Pihaknya sudah sudah bersiap menawarkan program baru untuk bersaing di pasar eskpor. Sementara, terkait dengan penjualan online, dirinya mengatakan bahwa itu bukan solusi yang tepat.
“Hampir semua pembeli cenderung melihat langsung fisik keramik, meraba permukaan keramik. Selain itu, produk keramik merupakan produk yang berat dan fragile,” ungkap Edy.