KabarUang.com, Jakarta – Fitur verifikasi wajah yang ada di dalam aplikasi Gojek membuat akun para mitra lebih aman. Hal ini sudah dibuktikan dengan riset terkait efektfitas fitur-fitur layanan yang diluncurkan perusahaan kepada mitra Gojek. Sebanyak 92% dari mereka menyatakan bahwa akunnya kini jauh lebih aman.
Ilustrasi via Seluler.ID
Fitur verifikasi wajah ini membuat driver lebih tenang karena akun mereka cenderung aman. Selain itu pula, mereka merasakan kenyamanan dalam beraktivitas sebagai buah dari sisem suspensi yang transparan.
Hal ini merupakan poin penting yang harus diterapkan di tengah tingginya kejahatan berbasis manipulasi psikologis (social engineering) di masa pandemi. Mitra merchan GoFood pun merasakan hal yang sama. Sebanyak 93% merasa aman dalam memanfaatkan GoBiz sebagai platform berjualan dan pembayaran non-tunai.
Akun driver Gojek Lebih Aman dengan verifikasi wajah
Menurut survey, ada tiga aspek utama yang dapat membuat merchant lebih tenang dalam berusaha menggunakan Gobiz. Pertama, keamanan pembayaran, keamanan data usaha dan juga keluasaan dalam pengelolaan mandiri akun GoBiz.
Chief Information Security Officer (CISO) Gojek Group, George Do mengatakan bahwa pihaknya terus memperkuat sistem keamanan dengan melakukan banyak inovasi. Inovasi ini dilakukan di bawa payung Gojek Shield di mana sesuai dengan inisiatif #AmanBersamaGojek.
Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di semua platform mitra driver dan mitra merchant. “Keamanan jutaan mitra driver dan mitra merchant terus kami jaga. Dengan platform yang semakin aman, mitra kami bisa berusaha dengan lebih tenang tanpa perlu khawatir dari sisi keamanan digitalnya,” ungkap George dilansir kontan.co.id, Sabtu (19/9).
Inovasi dari platform mitra drver ini adalah inovasi verifikasi wajah. Fungsi lainnya yakni bisa melindungi mitra dari berbagai upaya pengambilalihan akun secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab. Seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Seno Hartono mengatakan bahwa beberapa kejahatan berbasis sosial engineering ini sering terjadi di masa pandemi. Kejahatan ini seperti Pishing atau penipuan berkedok transfer perbankan. Selain itu ada pula Phone Scams (scam kartu kredit, di mana penipu menelpon korban dan meminta OTP) dan masih banyak lagi.