KabarUang.com, Jakarta – Ekonom menilai perbankan siap menghadapi dampak Covid-19 hingga akhir tahun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa rasio kecukupan modal (Capital Adeqacy Ratio/CAR) Bank Umum Konvensional (BUK) sebesar 22,59 persen. Artinya posisi ini masih jauh dari batas minimum sebesar 12 persen.
Ilustrasi via inews.id
Ekonom Institue for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan bahwa secara modal perbankan sudah bagus. Hal ini karena 22 persen nilai CAR-nya. Sementara, dari sisi likuditas rasionya masih bagus meski setiap bank berbeda.
“Dari sisi likuiditas, perbankan Indonesia sudah aman dan cukup kuat hadapi gempuran dampak Covid-19 sampai akhir tahun. Kebijakan pemerintah dan regulator sudah cukup memberikan kelonggara likuiditas di perbankan,” ungkapnya dilansir bisnis.com, Rabu (26/08).
Likuiditas perbankan masih terjaga dengan baik
Selain itu juga, kecukupan likuiditas juga masih terjaga dengan baik. Hal ini tercemin dari rasio Alat Likuid terhadap Non ore Deposit (AL/NCD) per 15 Juli 2020 yang menguat ke level 122,57 persen. Lalu, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pun berada di level 26,02 persen. Artinya masih jauh berada di atas threshold 50 persen dan 10 persen.
Dia menambahkan, jika dilihat dari sisi likuiditas saat ini bahkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun masih memungkinkan untuk membantu likuiditas. Untuk itu, pemerintah juga menempatkan likuiditas di bank swasta, BUMN, dan BUMD.
Namun, sayangnya kondisi pandemi yang masih belum usai ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. “Jadi kalau sampai akhir tahun kondisi profit pasti banyak yang turun, mungkin ada 1-2 bank yang tumbuh tapi kemungkinan yang tumbuh menurun. Kalau sampai negatif tidak hanya penurunan pertumbuhan laba, paparnya.
Ada dua penyebab dasar penurunan pertumbuhan laba perbankan. Diantaranya yakni restrukturisasi kredit secara massal yang otomatis mengurangi income perbankan. Selanjutnya, risiko kredit bermasalah masih aman walau ada kecenderungan meningkat di akhir tahun.
Pihaknya mengatakan menyerahkan bank untuk kembali meihat struktur debiturnya baik yang lancar maupun yang direstrukturisasi. Hal ini penting untuk menyiapkan dana peradangan apabila program restrukturisasi sudah berakhir.