KabarUang.com, Jakarta – Pemberlakuan kembali ganjil genap yang dicanangkan Gubernur DKI bisa direalisasikan dengan penganturan jam kerja. Hal ini karena ketaatan pelaku usaha dalam menetapkan pembagian jam kerja adalah kunci dalam menyesuaikan pergerakan mobilitas masyarakat.
Ilustrasi via Medcom.com
Pemberlakuan ganjil genap ini menjadi masalah kenyamanan kelas menengah. Hal ini karena kebanyakan kelas menengah menggunakan kendaraan pribadi. Sementara, bagi mereka yang menggunakan angkutan umum bukanlah masalah. Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Transportasi Perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna. Dia juga mengatakan bahwa masyarakat kelas menengah memiliki beberapa pertimbangan dan pilihan.
Pilihan tersebut yakni memilih nyaman atau memilih berdesakan dengan risiko penyebaran Covid-19 di angkutan umum. Namun, kenyataannya mereka berani mengambil risiko mengeluarkan biaya yang lebih besar hanya untuk melakukan perjalanan yang nyaman dan terbebas dari Covid-19.
Untuk itu, Yayat berpendapat bahwa solusi utamanya ini terletak pada sektor hulu, perkantoran. Dia menyarankan untuk mengkaji ulang apakah perkantoran memang sudah menerapkan separuh pekerjanya bekerja di rumah dan separuh lagi masuk kantor.
“Jika kantor sudah mengurangi kegiatan maka efektivitas ganjil genap akan berpengaruh. Sekarang apakah semua kantor sudah terbuka dan melaksanan WFH dan WFO?. Kalau sudah sebenarnya nanti tinggal membagi siapa yang punya mobil genap, tanggal ganjil libur dan sebaliknya,” jelasnya dilansir bisnis.com.
Dia sendiri mengkhawatirkan akan timbulnya persoalan baru di transportasi umum karena menjalankan hal ini. Ke depan, ini akan menjadi tantangan bagi operator umum untuk meyakinkan masyaralat bahwa naik bus Transjakarta maupun transportasi umum lainnya bisa tetap aman dan ehat.
Kebijakan Ganjil Genap yang ditetapkan pada tanggal 3 ini disertai dengan menambah operasi bus regional (JR Connextion) tetapi pengendalian aktivitas saat New Normal menjadi hal yang krusial. Dilansir bisnis.com, Jabotabek sebagai wilayah teraglomerasi kondisi pergerakannya lebih kurang 8 juta lebih dari 30 saling ketergantungan.